REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo beserta jajaran petinggi TNI, dan Polri di Kota Solo menjalani rapid test Covid-19 di Kantor Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Rabu (27/5). Selain Wali Kota, rapid test juga diikuti Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo, Kapolresta Surakarta Kombes Pol Andy Rifai, Dandim 0735/Surakarta Letkol (Inf) Wiyata Sempana Aji.
Selain itu, ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang berinteraksi langsung dengan masyarakat. Termasuk lurah, camat, Satpol PP, serta layanan kependudukan dan perizinan.
Wali Kota mengatakan rapid test tersebut untuk mengantisipasi agar jangan sampai orang tanpa gejala (OTG) pada pelayan masyarakat yang dikhawatirkan membawa virus. "Sehingga tidak ada salahnya kalau ikut rapid test ini. Sebetulnya saya sudah tiga kali ini, dua kali sebelumnya di RSUD Ngipang," kata Rudyatmo kepada wartawan.
Dia mengaku meminta semua pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) dan jajaran ASN untuk mengikuti rapid test tersebut. Tujuannya agar tidak menyebarkan virus ketika diajak Wali Kota turun ke lapangan.
Pada beberapa kesempatan, Wali Kota kerap didampingi Kapolresta dan Dandim. Sehingga dia mengajak petinggi TNI dan Polri tersebut untuk menjalani //rapid test.
Di samping itu, Rudyatmo kerap bersentuhan langsung dengan masyarakat sejak kasus pertama Covid-19 di Kota Solo pada pertengahan Maret 2020. Wali Kota beberapa kali menyerahkan bantuan logistik secara langsung bagi keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Selain itu, Wali Kota hampir setiap hari mengantar pulang pemudik warga Solo yang telah selesai menjalani karantina di Graha Wisata Niaga.
"Ya makanya karena pertama, saya ke pemakaman Joyotakan, yang kedua saya sering mengantar teman-teman yang positif maupun yang dikarantina ini kan tidak ada jeleknya kalau juga ikut cek rapid test dan diswab sekalian," imbuhnya.
Dia berharap hasil rapid tes menunjukkan negatif. "Mudah-mudahan hasilnya tidak ada persoalan seperti yang kita harapkan. Namun kalau ada persoalan ya tidak perlu panik," ujarnya.
Sementara itu, Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan, Pemkot Solo telah melakukan rapid test dengan jumlah peserta totalnya 1.118 sampel sejak Sabtu (23/5). Sebanyak 575 sampel di antaranya menyasar tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas pembantu. Sebanyak 247 sampel diambil dari warga RT 01 dan RT 02 RW 02 Kelurahan Joyontakan yang dikarantina setelah tujuh warganya reaktif rapid test.
Sisanya, sebanyak 296 sampel diambil di pasar tradisional dan pusat-pusat perbelanjaan. "Jumlah itu belum termasuk yang rapid test hari ini. Hari ini sekitar 200-an sampel," ungkapnya.
Metode rapid test yang digunakan Pemkot yakni, metode serum atau darah lipat siku (whole blood) dengan memberikan cairan di atas bekuan darah. Sampel darah diambil dari lipatan siku. Darah tersebut akan diputar di dalam tabung centrifuge selama 15 menit untuk menghasilkan serum. Kemudian, serum itu diteteskan pada alat rapid test untuk mengetahui reaksi antibodi.