Senin 18 May 2020 05:04 WIB

BMKG: Isu Badai Panas Ekuinoks di Indonesia Hoaks

Fenomena ekuinoks bukanlah fenomena badai panas atau gelombang panas.

Rep: Mimi Kartika / Red: Ratna Puspita
Matahari bersinar terik saat fenomena Equinox (ilustrasi).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Matahari bersinar terik saat fenomena Equinox (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membantah isu peringatan badai panas saat fenomena ekuinoks terjadi di Indonesia. BMKG menyatakan, suhu maksimum di wilayah Indonesia masih cukup normal berkisar antara 31-36 derajat Celsius sepanjang Mei 2020.

"Fenomena ekuinoks bukanlah fenomena badai panas atau gelombang panas atau heat wave yang kerap terjadi di daerah lintang menengah dan tinggi seperti di India, Jepang, Korea, Amerika, dan Eropa," kata Plt Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Herizal, dalam keterangan tertulisnya, Ahad (17/5).

Baca Juga

Ia menjelaskan, fenomena gelombang panas adalah fenomena suhu udara lebih panas dari 5 derajat Celsius dari ambang batas suhu normal suatu wilayah. Fenomena ini terjadi karena munculnya anomali sistem cuaca tekanan tinggi yang terjadi dalam beberapa hari atau pekan.

Sementara itu, fenomena ekuinoks merupakan salah satu fenomena astronomi, ketika posisi semu matahari berada tepat di atas garis khatulistiwa. Fenomena ekuinoks dapat terjadi dua kali dalam satu tahun, sekitar tanggal 21 Maret dan 23 September setiap tahunnya. 

Herizal memastikan secara umum suhu rata-rata di wilayah Indonesia pada saat periode ekuinoks berkisar antara 32-36 derajat Celsius. Sementara it, posisi semu matahari sudah berada di belahan bumi utara (BBU) sehingga fenomena ekuinoks tidak terjadi lagi hingga periode pertengahan September mendatang.

Kemudian, berdasarkan hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum di wilayah Indonesia masih cukup normal dengan kisaran antara 31-36 derajat Celsius pada Mei 2020. "Dengan memperhatikan penjelasan teknis tersebut maka dapat dikatakan bahwa isu tersebut adalah hoaks dan tidak dapat dipertanggungjawabkan," kata Herizal.

Dengan demikian, BMKG mengimbau masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari fenomena ekuinoks. Masyarakat diimbau tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas pada siang hari, terlebih bagi yang sedang menjalankan puasa.

BMKG mendorong masyarakat terus meningkatkan daya tahan tubuh dan menjaga kesehatan diri, keluarga, serta lingkungan. Informasi prakiraan cuaca dan peringatan dini cuaca dapat diakses di situs resmi BMKG maupun aplikasi berbasis Android atau IOS serta akun media sosial BMKG. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement