Senin 18 May 2020 05:00 WIB

Bima Arya: Penerima Bantuan Malah Beli Baju Lebaran

Bima Arya akan melakukan evaluasi data penerima bantuan.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Teguh Firmansyah
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) menyampaikan imbauan kepada warga yang berkerumun saat sidak di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/5/2020). Meskipun Kota Bogor sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid ke-3 hingga tanggal 28 Mei mendatang tapi masih banyak warga yang melanggar aturan tersebut dengan berkerumun, tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak fisik (physical distancing) di pasar tersebut saat pandemi COVID-19
Foto: ANTARA/ARIF FIRMANSYAH
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) menyampaikan imbauan kepada warga yang berkerumun saat sidak di kawasan Pasar Anyar, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (17/5/2020). Meskipun Kota Bogor sedang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid ke-3 hingga tanggal 28 Mei mendatang tapi masih banyak warga yang melanggar aturan tersebut dengan berkerumun, tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak fisik (physical distancing) di pasar tersebut saat pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mendapati ribuan orang beraktivitas di Pasar Anyar Bogor di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Mayoritas hanya untuk berbelanja baju baru lebaran.

Ironinya, banyak dari mereka merupakan penerima bantuan jaring pengaman sosial akibat dampak wabah Covid-19 dari pemerintah. Hal itu dibuktikan dengan memasukan no KTP ke Sistem Kolaborasi dan Solidaritas Untuk Rakyat (Salur).

Baca Juga

"Banyak yang belanja baju baru untuk lebaran. Tak sedikit yang setelah KTP nya dicek di data Salur ternyata penerima bantuan dari pemerintah," ujar Bima usai menggelar patroli di Pasar Anyar, Ahad (18/5).

Dengan Salur, Pemeritah Kota (Pemkot) Bogor dapat mengetahui warganya yang telah menerima bantuan. Begitupun, masyarakat yang belum menerima bantuan dapat melakukan pengajuan di salur.kotabogor.id.

Menurut Bima, banyak orang telah berjuang dan berkorban untuk melawan Covid-19, tenaga medis, Satpol-PP, polisi, dishub, hingga kaum rebahan yang tetap berada di rumah saja. Namun yang terjadi sebagian n tersebut malah mengabaikan jaga jarak. "Ini kita akan cek (evaluasi) data penerima bantuan," kata dia.

Bima menambahkan, Idul Fitri tahun ini berbeda dengan tradisi biasanya yang berkumpul, silaturahim serta mengenakan baju baru. Karena itu, dia meminta, kesadaran masyarakat untuk bersama melawan wabah virus corona dengan mengikuti aturan dan imbauan pemeritah.

"Memang perang melawan Covid ini perlu kebersamaan. Sama-sama berjuang dan menghormati perjuangan masing-masing," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement