Rabu 06 May 2020 14:02 WIB

Mundurnya Hanafi Dinilai Percepat Berdirinya Partai Baru

Hanafi Rais telah mengajukan pengunduran diri dari kepengurusan DPP PAN.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Wakil Ketua Umum PAN, Hanafi Rais (tengah) menanggapi sejumlah isu yang beredar, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (1/11).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Wakil Ketua Umum PAN, Hanafi Rais (tengah) menanggapi sejumlah isu yang beredar, di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah seorang pendiri PAN, Putra Jaya Husin, mengakui mundurnya Hanafi Rais dari kepengurusan PAN makin mendorong berdirinya partai baru. Bahkan, mundurnya Hanafi diyakini mempercepat berdirinya partai baru.

"Kemunduran Hanafi ini memengaruhi percepatan pembentukan partai baru. Jadi, jangan dibalik, bukan Hanafi itu bersikap karena ingin membuat partai baru. Sikap Hanafi inilah yang mendorong keras kami berpikir untuk mendirikan partai baru," kata Putra Jaya saat dihubungi, Rabu (6/5).

Baca Juga

Putra Jaya menyebut, Hanafi rela melepaskan jabatannya sebagai anggota DPR RI dengan suara tinggi di PAN, Ketua Fraksi PAN, dan Waketum PAN. Dengan kejadian tersebut, Putra Jaya meyakini ada sesuatu yang salah.

"Pasti ada something wrong. Pasti ada masalah besar. Kalau hanya masalah kecil, mana mungkin Hanafi keluar. Artinya ada yang sangat prinsip yang membuat dia melepaskan semua jabatannya itu," ujar dia.

Putra Jaya pun menyebut, banyak kader PAN kerap bersedih saat membahas mundurnya Hanafi yang telah menjabat satu periode di DPR ditambah delapan bulan untuk periode kedua. Bahkan, menurut dia, sejumlah kader ada yang sudah menyatakan siap mundur seperti Hanafi.

"Sebetulnya sebulan-dua bulan lalu juga ada beberapa orang yang mau mundur, tapi kami larang karena ada amanah rakyat di situ. Perjuangkan dulu, bertahan dulu. Kita lihat Pak Zul ini siapa tahu Allah memberikan hidayah, kemudian bisa bersikap lebih baik. Tapi, nyatanya tidak seperti yang kita harapkan," ujar dia.

Lebih lanjut, Putra Jaya menilai munculnya rencana pembuatan partai baru harusnya bisa dipahami. Pasalnya, menurut dia, para pengurus PAN saat ini disebut telah melenceng dari tujuan didirikannya PAN oleh Amien Rais bertahun silam.

"Kemudian, seolah-olah mereka paham betul bahwa partai ini dipakai untuk apa, tujuan apa, padahal mereka enggak ngerti. Saya yakin 95 persen kalau ditanya, apa sih tujuan partai ini didirikan, tidak bisa jawab mereka," ujar dia.

"Kalaupun nanti, kalau saja keputusannya adalah membuat partai baru, kami lakukan itu dengan perasaan yang sangat sedih karena harus meninggalkan rumah yang kita dirikan dulu, kemudian membangun rumah baru. Tapi, kalau gak punya harapan, bagaimana," kata dia menambahkan.

Seperti diketahui, kemelut PAN selepas kongres yang diwarnai kerusuhan di Kendari beberapa waktu lalu belum usai. Setelah kongres memenangkan Zulkifli Hasan dari Mulfachri Harahap yang diusung Amien Rais, nada ketidakpuasan terus bermunculan. Isu pemebentukan partai baru muncul dan disusul mundurnya Hanafi Rais.

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan bahwa DPP PAN belum menerima surat pengunduran diri dari Hanafi. "Sampai hari ini tidak ada surat pengunduran diri Mas Hanafi yang masuk ke sekretariat DPP PAN," kata Viva lewat pesan singkat, Selasa (5/5).

Pengunduran diri Hanafi itu diketahui tertera dalam surat tertanggal 5 Mei 2020. Surat tersebut ditandatangani olehnya langsung di atas materai.

"Bersama surat ini, saya menyatakan mengundurkan diri dari kepengurusan DPP PAN 2020-2025, dari Ketua Fraksi PAN DPR RI, dan dari anggota DPR RI Fraksi PAN 2019-2024," ujar Hanafi lewat surat pengunduran dirinya, Selasa (5/5).

Dalam surat tersebut, Hanafi menjelaskan bahwa PAN telah melewati Kongres V yang penuh kekerasan dan mencoreng wajah partai. Padahal, forum lima tahunan tersebut seharusnya menjadi momentum untuk memperbaiki partai.

"Saya menilai PAN melewatkan momentum di atas untuk memperbaiki diri lebih bijaksana dalam berorganisasi dan bersikap," ujar Hanafi.

photo
Riak-riak konflik pasca-Kongres PAN. - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement