Ahad 26 Apr 2020 17:18 WIB

Gugus Tugas: 995 Ribu Alat Rapid Test Sudah Dibagikan

Distribusi terbanyak dilakukan di Pulau Jawa sebagai pusat penyebaran Covid-19

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Hiru Muhammad
Petugas kesehatan melaksanakan rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Pasar Kranggot, Cilegon, Banten, Kamis (23/4/2020). Pemeriksaan dilakukan terhadap para pedagang dan pengunjung pasar sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 dari orang-orang yang berpotensi terpapar saat beraktivitas di ruang publik
Foto: ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN
Petugas kesehatan melaksanakan rapid test atau pemeriksaan cepat COVID-19 di Pasar Kranggot, Cilegon, Banten, Kamis (23/4/2020). Pemeriksaan dilakukan terhadap para pedagang dan pengunjung pasar sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19 dari orang-orang yang berpotensi terpapar saat beraktivitas di ruang publik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah mendistribusikan 995.000 alat rapid test hingga Ahad (26/4). Langkah ini sejalan dengan target pemerintah memperluas pemeriksaan cepat secara masif demi memperoleh pemetaan penyebaran Covid-19 di Indonesia. Kendati begitu, rapid test atau tes cepat tidak dijadikan sebagai penegakan diagnosis Covid-19 bagi dokter.

Alat rapid test digunakan untuk skrining awal dengan cara mendeteksi antibodi IgM dan IgG, yang diproduksi tubuh saat melawan virus. Antibodi ini akan dibentuk tubuh bila ada paparan virus. Namun pembentukan antibodi ini memerlukan waktu. Jadi rapid test pun hanya digunakan sebagai pemeriksaan awal.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, distribusi terbanyak dilakukan di Pulau Jawa sebagai pusat penyebaran Covid-19 di Indonesia. DKI Jakarta misalnya, mendapat 221.100 alat rapid test.

Provinsi lainnya, seperti Jawa Barat mendapat 87.450 alat tes, Jawa Tengah mendapat 55.400 alat tes, Jawa Timur 54.100 alat tes, dan Yogyakarta dengan 38.500 alat tes cepat.  Papua juga mendapat distribusi 16.700 alat tes, Sulawesi Selatan dengan 28.300 alat tes, dan Sumatra Utara dengan 22.200 alat tes cepat.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menjelaskan, Presiden Jokowi sudah memerintahkan Gugus Tugas untuk memperluas pelaksanaan tes cepat. Tak hanya itu, Presiden juga meminta uji spesimen dari pasien terduga Covid-19 dilakukan lebih banyak lagi. Kendati tes cepat tidak memberikan data akurat, namun mampu memberikan gambaran perluasan infeksi.

"Arahan (presiden), pengujian sampel dilakukan lebih masif, disertai pelacakan kasus positif berdasarkan kajian kontak dekat, isolasi ketat bagi kasus-kasus positif," jelas Yurianto, Ahad (26/4).

Selain alat tes cepat, sampai saat ini pemerintah telah mendistribusikan sedikitnya 436.000 reagen real time PCR ke berbagai provinsi di Tanah Air. Tes PCR sendiri merupakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan tenaga medis untuk menegakkan diagnosis atas ada-tidaknya infeksi virus corona.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat, distribusi reagen PCR terbanyak dilakukan di Pulau Jawa sebagai episentrum penyebaran wabah. Jawa Barat misalnya, menerima 32.000 reagen PCR. Sementara Jawa Tengah menerima 52.000 reagen, Jawa Timur 49.000 reagen, dan Yogyakarta 28.000 reagen.

Di Sumatra, Provinsi Sumatra Barat menerima 19.000 reagen, Sumatra Utara menerima 17.000 reagen, dan Aceh menerima 12.000 reagen. Provinsi Papua juga menerima sedikitnya 13.000 reagen. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement