REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah menunda pembukaan pendaftaran Kartu Prakerja gelombang kedua menjadi Selasa (21/4) besok dari yang seharusnya hari ini, Senin (20/4). Penundaan dilakukan karena jajaran project management office (PMO) atau manajemen pelaksana program Kartu Prakerja masih dalam penyelesaian tahap verifikasi peserta gelombang pertama.
Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Prakerja Panji Winanteya Ruky menjelaskan, proses verifikasi identitas peserta dilakukan secara hati-hati. Tujuannya agar bantuan melalui Kartu Prakerja diterima oleh pihak yang memang membutuhkan.
"Makanya, gelombang kedua dimulai besok," ujarnya dalam telekonferensi dengan jurnalis, Senin sore.
Panji menjelaskan, tahapan verifikasi yang dimaksud adalah PMO memastikan hasil input data peserta memang sesuai dengan kriteria. Verifikasi dilakukan berbasis data dari berbagai kementerian/lembaga, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga Kementerian Sosial.
Selain itu, PMO Kartu Prakerja juga memverifikasi dengan mitra pembayaran resmi. "Supaya memastikan akun yang didaftarkan telah sesuai dengan NIK (nomor induk kependudukan) pendaftar," tutur Panji.
Panji menuturkan, jumlah peserta yang disasar dalam gelombang kedua masih sama dengan yang pertama, yaitu 200 ribu orang. PMO masih harus mengevaluasi dan memastikan kesiapan sistem serta operasional maupun mitra untuk menelola kemungkinan volume peserta yang lebih tinggi.
Pada gelombang pertama, PMO mencatat sebanyak 5,96 juta masyarakat mendaftarkan diri untuk mengikuti program Kartu Prakerja yang dibuka sejak Sabtu (11/4) hingga Kamis (16/4). Namun, hanya 2,07 juta di antaranya yang memenuhi kriteria untuk menjadi peserta program.
Dari total tersebut, 200 ribu peserta akan mengikuti pelatihan gelombang pertama yang diperkirakan sudah mulai berlangsung pada pekan ini. Sementara itu, bagi 1,8 juta peserta lainnya, akan diberikan link untuk "mengantre" ke gelombang berikutnya tanpa perlu melakukan pendaftaran dari awal.
Kuota peserta tiap gelombang ini naik dibandingkan target awal pemerintah, yakni 164 ribu. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, penambahan kapasitas disebabkan antusiasme masyarakat yang sangat tinggi terhadap Kartu Prakerja.
Airlangga tidak mejelaskan secara pasti mengenai kemungkinan penambahan kuota peserta sampai dengan akhir tahun. "Ke depan, ini di-review tiap minggu, termasuk kapasitas, mekanisme, dan metode dana itu masuk di rekening masing-masing peserta," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/4).