Kamis 16 Apr 2020 16:51 WIB

Kasus Positif Covid-19 Bisa Capai 95 Ribu Saat Masa Puncak

Gugus Tugas prediksi puncak pandemi Covid-19 pada Mei dengan estimasi 95 ribu kasus

Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memproyeksikan puncak kasus positif Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada awal Mei 2020 hingga awal Juni 2020. Tim pakar memprediksi estimasi pada masa puncak bisa mencapai hingga 95 ribu kasus positif Covid-19.

"Kami telah kaji dan kombinasikan semua prediksi dan kami percaya puncak dari pandemi di Indonesia ini akan mulai terjadi di antara awal Mei 2020 hingga sekitar awal Juni 2020. Kasus selama masa puncak ini kumulatif 95 ribu kasus," kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi pers secara virtual bersama Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Jakarta, Kamis (16/4).

Baca Juga

Wiku mengatakan prediksi itu datang dari berbagai kajian yang dilakukan para ahli, dan lembaga ilmiah. Setelah masa puncak di awal Juni, kenaikan jumlah kasus positif akan mulai melandai.

Periode Juni hingga Juli 2020, kata Wiku, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 106 ribu kasus. Wiku mengemukakan pemerintah akan terus berupaya untuk memutus rantai penularan virus Corona baru agar jumlah kasus positif tidak mencapai angka yang diprediksikan.

"Bagaimanapun kita percaya angka ini bukan angka yang sudah rigid. Kami terus menerapkan berbagai kebijakan agar jumlah kasus positif bisa lebih rendah dari yang diproyeksikan," ujar Wiku.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah Indonesia terus mengevaluasi kebijakan penanganan Covid-19 setiap hari guna memberikan dampak lebih maksimal dalam upaya melawan pandemi. "Setiap hari kami mengevaluasi kebijakan, mencoba membuatnya dapat diterapkan dan memberikan dampak lebih dalam upaya melawan virus," ujar Retno.

Menlu mengatakan kebijakan yang diambil pemerintah selalu didasari relevansi dan karakter kebudayaan, kondisi demografi dan ekonomi. Retno juga menyampaikan kembali pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa tidak ada kebijakan atau formula yang dapat diimplementasikan secara pas bagi semua negara. Covid-19 merupakan tantangan semua negara tanpa terkecuali. Hal terpenting dilakukan saat ini adalah belajar dari pengalaman negara-negara lain.

"Diperlukan kerja sama antara setiap warga negara untuk menjalankan sejumlah fokus prioritas, yakni mengatasi pandemi, memitigasi dampak ekonomi dan melindungi warga negara," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement