Rabu 15 Apr 2020 20:57 WIB

Beberapa Kawasan di Surabaya akan Diisolasi Terbatas

Polisi telah memiliki peta kerawanan Covid-19 di Surabaya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Warga beraktivitas di Jalan Rungkut Menanggal, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/4/2020). Warga setempat menutup jalan penghubung Kota Surabaya-Sidoarjo itu untuk memutus penyebaran Virus Corona (COVID-19)
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Warga beraktivitas di Jalan Rungkut Menanggal, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (5/4/2020). Warga setempat menutup jalan penghubung Kota Surabaya-Sidoarjo itu untuk memutus penyebaran Virus Corona (COVID-19)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol. Luki Hermawan mengungkapkan, kepolisian memiliki peta anatomi Covid-19.

Peta kerawanan daerah ini dipakai untuk TNI, Polri, dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Jatim menjalankan operasi dalam upaya menekan penyebaran Covid-19.

Baca Juga

"Kenapa kami buat peta anatomi ini, biar kita tahu kita paham bagaimana persebaran daripada virus corona ini. Karena kalau kita lihat peta ini, kita menggunakan Google Earth yang real time, yang kalau kita zoom, langsung kita tahu jalannya dan lain-lainnya," kata Luki di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (15/4).

Luki menjelaskan, dari peta tersebut, bisa diketahui seperti apa penyebaran Covid-19 di Jatim. Selain itu, peta tersebut juga bisa menginformasikan titik-titik mana saja di suatu daerah, yang masuk zona merah.

Di Surabaya contohnya, kasus pertama Covid-19 muncul di Jalan Demak. Penyebaran Covid-19 di Jalan Demak dan sekitarnya, tepatnya di kawasan Surabaya Utara tersebut, diakuinya sangat cepat.

"Jalan Kenjeran, Jalan Gresik, Jalan Jepun, Jalan Jepara, Jalan Indrapura, Jalan Jakarta, dan sekitarnya ini adalah jalur zona merah," ujar Luki.

Maka dari itu, lanjut Luku, pihaknya beserja Polrestabes Surabaya  dan Pemkot Surabaya akan melakukan isolasi terbatas di titik-titik tersebut. Selain itu, juga akan dilakukan penyemprotan dengan tim yang sudah disiapkan. Penyemprotan nantinya akan menggunakan sepeda motor karena jalanan yang sempit.

"Anggota akan terapkan SOP yaitu mengenakan APD karena di situ zona merah. Masyarakat paham betul. Wilayah tersebut kalau kita lihat petanya masyarakatnya sangat heterogen dan mobilitasnya sangat tinggi. Banyak buruh, banyak pedagang di pasar," ujar Luki.

Luki mengungkapkan, di wilayah tersebut juga kemungkinan akan dilalukan pembatasan pergerakan kendaraan, dengan cara buka-tutup jalan.

Luki mengaku, sudah ada beberapa tim yang melakukan sosialisasi kepada masyarajat terkait isolasi terbatas tersebut. Pembatasan juga diakuinya akan dilakukan di kawasan Pandegiling, mengingat kawasan padat penduduk dan aktivitasnya cukup tinggi.

"Kami sudah bekerja sama dengan Polrestabes Surabaya dan Pemerintah Kota Surabaya. Kami dari Polri dan TNI mungkin besok akan melakukan gerakan secara masif di kawasan zona merah tersebut," kata Luki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement