Jumat 27 Mar 2020 06:01 WIB

15 Ribu Mahasiswa Jadi Sukarelawan Penanganan Covid-19

Mahasiswa ini diterjunkan untuk melakukan program-program preventif dan promotif.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agus Yulianto
Mendikbud, Nadiem Makarim
Foto: Ist
Mendikbud, Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bekerja sama dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) menggalang mahasiswa untuk membantu penanganan Covid-19. Hingga ditutupnya pendaftaran tahap pertama, Selasa (24/3) tercatat 15 ribu mahasiswa secara sukarela telah siap menjadi relawan untuk terlibat dalam program ini. 

“Ini sangat luar biasa. Gerakan ini bisa terwujud karena motivasi kuat para mahasiswa kesehatan dan bidang-bidang lain yang ditunjang semangat gotong royong memberikan kontribusi secara sukarela bagi masyarakat demi memerangi pandemi yang mengancam masa depan Indonesia,” disampaikan Mendikbud, Nadiem Makarim, Kamis (26/3). 

Nadiem menjelaskan, ajakan sukarela untuk mahasiswa bidang kesehatan dan bidang-bidang terkait merupakan sesuatu yang sangat penting. Relawan mahasiswa ini diterjunkan untuk melakukan program-program preventif dan promotif melalui komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat terkait Covid-19. 

Relawan mahasiswa juga dapat membantu pemerintah daerah melakukan pelacakan tracing and tracking. Selain itu, dapat juga embantu pelayanan call center di pusat maupun daerah serta pusat-pusat layanan Covid-19.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam, menambahkan, selain mengajak relawan dari mahasiswa bidang kesehatan secara sukarela, Kemendikbud juga mendorong dan berkolaborasi dengan berbagai perguruan tinggi negeri untuk menyiapkan Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Pendidikan sebagai sub center tes Covid-19. Rumah sakit pendidikan di bawah Kemendikbud juga disiapkan untuk merawat pasien Covid-19 sesuai kapasitas masing-masing.

“Saat ini terdapat 13 Fakultas Kedokteran dan 13 Rumah Sakit Pendidikan yang ditunjuk Kementerian Kesehatan sebagai laboratorium untuk tes Covid-19,” jelas Nizam.

Lebih lanjut, Nizam menambahkan, pelatihan secara daring tersebut diikuti mayoritas relawan mahasiswa kesehatan yang terdaftar, sebagian melalui video conference, sementara lainnya menggunakan video streaming. Pelatihan pembekalan bagi relawan mahasiswa akan dilangsungkan selama tiga hari dengan pemateri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan dan para dokter senior. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement