REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) menilai perlunya langkah serius untuk mencegah meluasnya virus Corona atau Covid-19 di Indonesia. Hal ini karena penyebaran virus itu seperti deret ukur setiap harinya.
Hal ini juga, kata JK, yang membuat organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi global. "Satu orang kena sebar ke tiga orang, tiga kena sebar ke tiga lagi, artinya cepat sekali , bukan satu tambah dua tambah dua, tapi satu kali tiga, kali tiga, jadi cepat sekali peredarannya ini harus kita potong dengan segala persiapan," ujar JK kepada wartawan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (12/3).
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu pun menilai preventif harus dilakukan pemerintah. Sebab, negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) saja sudah menutup akses dari negara-negara yang terpapar virus Covid-19.
"Ya semua negara di dunia, Amerika saja sudah melarang orang di Eropa ke AS, kan karena sudah begitu urgennya, karena ini musuh yang tak kelihatan dan bahaya yang tidak ketahuan, karena itulah preventifnya harus dilaksanakan, sekarang prefentifnya," ujarnya.
Karena itu, JK menyarankan untuk menunda pertemuan yang dihadiri orang banyak. Sebab, penyebaran virus Corona akan terus bertambah setiap harinya.
Sebelumnya, ia juga menilai penutupan akses dari luar (lockdown) ke Indonesia menjadi salah satu solusi untuk mencegah meluasnya virus Corona atau Covid-19. Namun demikian, JK menilai ada konsekuensi jika kebijakan itu diberlakukan.
"Salah satunya (solusi) itu, China berhasil untuk memperlambat dan tidak mencegah 100 persen karena lockdown itu. tapi negara yang sangat disiplin yang bisa melaksanakan itu," ujar JK.
Menurutnya, Indonesia bisa saja menutup akses luar tersebut, tetapi harus siap dengan konsekuensi ekonomi. Sebab, kata JK, China saja yang selama ini ekonominya kuat terpukul karena wabah Corona.
"Kalau diinstruksikan pasti bisa, tapi memang harus siap, siap ekonominya, siap macam-macam, seperti China saja ya, dampak ini puluhan kali lebih hebat dari perang dagang itu," ujarnya.
Hingga saat ini diketahui penyebaran virus Corona di Indonesia sudah bertambah menjadi 34 kasus, bahkan satu pasien meninggal. Juru bicara pemerintah penanganan virus corona Achmad Yurianto, menyampaikan salah satu pasien positif corona kasus nomor 25 telah meninggal dunia.
Pasien merupakan perempuan warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun yang dilaporkan tertular corona di luar negeri. Pasien juga memiliki penyakit pendahulu di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid,serta penyakit paru-paru.