Senin 09 Mar 2020 18:03 WIB

PDIP Janji Pemerintah Buka Dialog Soal RUU Ciptaker

PDIP menaruh perhatian karena memiliki konstituen dari buruh.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Foto: Antara/Reno Esnir
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDI Perjuangan selaku partai pendukung pemerintah mendukung omnibus law RUU Cipta Kerja. Kendati demikian, PDI Perjuang berjanji akan memastikan pemerintah membuka diri dan berdialog dengan semua pihak yang berkepentingan dengan omnibus law RUU Cipta Kerja.

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan substansi RUU memiliki niatan baik yang memberikan jalan terwujudnya penghidupan yang layak bagi masyarakat. Ia menambahkan itu merupakan tanggung jawab negara sebagaimana diatur di dalam konstitusi.

Baca Juga

Namun, ia mengatakan, PDIP menyadari sepenuhnya bahwa ada berbagai aspirasi menyangkut substansi RUU itu. "Maka kami mendengar, partai membuka diri terhadap dialog. Karena banyak yang sebenarnya menerima informasi tidak tepat atas RUU Cika tersebut sehingga ada kepentingan-kepentingan politik yang menunggangi pembahasan omnibus law ini," kata Hasto usai menerima jajaran Partai Buruh Australia yang berkunjung ke kantor pusat partai itu, di Jakarta, Senin (9/3), dalam keterangan tertulisnya 

Apalagi, lanjut Hasto, PDIP juga memiliki konstituen dari kalangan buruh, sehingga wajib bagi pihaknya untuk menaruh perhatian. "Kami akan memastikan jangan sampai kepentingan tenaga kerja kita dikorbankan karena hal tersebut. Tetapi kami menyakini komitmen Presiden Jokowi, karena beliau sebagai pemimpin rakyat yang muncul dari bawah, orientasi Pak Jokowi berbeda dengan (pemimpin, red) yang lain dalam menjalankan perintah Konstitusi itu," ujarnya.

Ketika ditanya soal adanya rencana aksi massa, Hasto menegaskan lagi bahwa ada komitmen dialog dari PDIP, termasuk dengan berbagai konfederasi buruh. Bahkan, PDIP akan membentuk tim khusus yang menangani isu RUU ini termasuk menyerap aspirasi yang ada.

Ia menambahkan, kepemimpinan Jokowi adalah kepemimpinan yang aspiratif, mendahulukan dialog. Karena itu, ia menilai, hal ini seharusnya menjadi landasan bagi semua pihak jika ingin bersama-sama menciptakan disain penciptaan lapangan kerja sebagai perintah Konstitusi.

"Maka terkait perbedaan tafsir, harus didialogkan bersama-sama. Toh RUU ini belum final. Beberapa perubahan masih terjadi. Maka dengan dialog itulah kami akan memasukkan apa yang menjadi concern masyarakat," ujar Hasto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement