Sabtu 22 Feb 2020 08:26 WIB

Ganjar Pranowo Sampaikan Duka Cita untuk SMPN I Turi

Ganjar siap membantu proses evakuasi dan pencarian korban SMPN I Turi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo  siap membantu proses evakuasi dan pencarian korban SMPN I Turi.
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo siap membantu proses evakuasi dan pencarian korban SMPN I Turi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan duka cita yang mendalam atas peristiwa nahas yang menimpa ratusan pelajar SMP Negeri 1 Turi, Kabupaten Sleman, saat mengikuti kegiatan Pramuka berupa susur sungai di Sungai Sempor.

"Saya turut berduka cita atas peristiwa hanyutnya siswa SMPN 1 Turi ketika mengikuti susur sungai, sampai malam ini saya ikuti perkembangannya, beberapa teman juga terus memberikan laporan," kata Ganjar saat ditemui usai memantau sejumlah lokasi banjir di Jateng, Jumat (21/2) malam.

Baca Juga

Orang nomor satu di Jateng itu mengaku siap membantu proses evakuasi dan pencarian sejumlah pelajar yang masih belum ditemukan, apabila dibutuhkan.

Ganjar mengungkapkan dirinya telah menghubungi Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng untuk berkoordinasi dengan jajaran BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kami siap bantu melakukan pencarian dan sebagainya apabila dibutuhkan, meskipun kami yakin BPBD DIY sudah memiliki tim yang sangat bagus, tapi kami siap membantu apabila dibutuhkan," ujarnya.

Terkait denganperistiwa nahas itu, Ganjar mengimbau masyarakat untuk berhati-hati melakukan kegiatan di alam terbuka,apalagi cuaca saat ini tidak bisa diprediksi dan tergolong masih ekstrem.

"Hati-hati betul karena cuaca seperti ini. Para pembina Pramuka, guru dan lainnya harus menghitung persis kondisi alam apabila mau melakukan kegiatan petualangan," ujarnya.

Menurut Ganjar, risiko petualangan di alam bebas sangat besar, apalagi saat musim seperti sekarang sehingga semua harus disiapkan dan dihitung betul agar tidak terjadi peristiwa serupa.

"Mungkin itu penting untuk belajar bagaimana hidup di alam, tapi kalau kondisinya membahayakan, lebih baik ditunda. Atau kalau memang harus dilakukan, harus dihitung betul dan dikawal oleh mereka-mereka yang ahli yang mengerti potensi yang membahayakan," katanya.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement