REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan ketahanan nasional Indonesia harus dimaknai bagaimana negara memiliki imunitas atau daya tahan yang tinggi terhadap ancaman dan gangguan. Imunitas ini tidak hanya melibatkan kekuatan militer, melainkan juga daya tahan melawan pengaruh asing.
"Saya ingin mengajak berpikir bahwa ketahanan nasional ini harus dimaknai lebih luas, yaitu bagaimana negeri ini memiliki imunitas yang sangat luar biasa," kata Sohibul dalam pembukaan Kursus Singkat Ketahanan Nasional (KSKN) Fraksi PKS seluruh Indonesia, di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat malam.
Dia menjelaskan ketahanan nasional kalau dimaknai dari aspek militer, persenjataan dan personel tentara merupakan aspek yang penting. Namun, menurut dia, apa artinya persenjataan hebat dan militer profesional jika ternyata rakyat Indonesia tidak memiliki daya tahan terhadap ancaman.
"Itu tidak akan ada maknanya, bagaimana pihak asing datang ke Indonesia lalu ada anak-anak bangsa ini didekati untuk menjadi komprador asing," ujarnya.
Dia sepakat kalau ketahanan dari aspek kemiliteran, persenjataan, dan profesionalisme tentara harus ditingkatkan kemampuannya. Namun, dia mengingatkan, rakyat Indonesia juga harus memiliki daya tahan terhadap ancaman apapun dari luar dan itu yang masih menjadi persoalan hingga saat ini.
"Aspek kemiliteran, persenjataan, profesionalisme tentara itu mutlak harus kita tingkatkan terus, saya tidak akan membahas itu. Namun bagaimana rakyat memiliki daya tahan terhadap ancaman apapun dari luar," katanya.
Fraksi PKS DPR RI menyelenggarakan Kursus Singkat Ketahanan Nasional (KSKN) untuk seluruh anggota Fraksi PKS DPR RI, Ketua-Ketua Fraksi PKS DPRD dan pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota dari PKS seluruh Indonesia. Acara tersebut berlangsung di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, selama tiga hari, 21-23 Februari 2020.