Jumat 14 Feb 2020 09:10 WIB

Polri Urutan Kedua pada Survei Tingkat Kepuasan Publik

Tingkat kepuasan publik terhadap Polri mengalami peningkatan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Logo Polri (Ilustrasi)
Logo Polri (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat kepuasan publik terhadap Polri mengalami peningkatan berdasarkan data kepuasan publik terhadap kinerja lembaga negara di 100 hari kerja pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin milik Lembaga Survei Alvara Research Center. Tingkat kepuasan publik terhadap Polri berada di posisi kedua, hanya kalah TNI.

"Posisi pertama diduduki oleh TNI dengan tingkat kepuasan 85,2 persen. Lalu, posisi kedua diduduki Polri dengan tingkat kepuasan 72,7 persen," jelas CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, melalui keterangan tertulisnya, Kamis (13/2).

Baca Juga

Hasanuddin menyebutlan, Polri bisa ada di posisi kedua karena adanya program Promoter, yakni profesional, modern, tepercaya. Program tersebut diprakarsai oleh Jenderal (purn) Tito Karnavian yang kini menjadi Menteri Dalam Negeri dan dilanjutkan Kapolri Jenderal Idham Azis.

Dari hasil survei yang sama, Mahmamah Agung berada di urutan ketiga dengan tingkat kepuasan 72,7 persen. Kemudian, Mahkamah Konstitusi mengikuti di belakangnya dengan tingkat kepuasan yang hanya selisih 0,3 persen, yakni 72,4 persen.

Posisi kelima diisi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan tingkat kepuasan 71,1 persen. Di belakangnya terdapat Kejaksaan Agung di posisi keenam dengan tingkat kepuasan 70,1 persen.

Lalu, peringkat ketujuh hingga kesebelas diduduki oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD) sebesar 65,3 persen, KPU sebesar 63,3 persen, Partai Politik sebesar 60,8 persen, MPR sebesar 60,2 persen, dan DPR sebesar 53,7 persen.

"Peringkat terbawah masih ditempati oleh lembaga lembaga legislatif (DPR dan MPR) dan Partai Politik," kata Hasanuddin.

Hasil tersebut didasarkan pada survei yang dilakukan Alvara pada akhir Januari hingga awal Februari. Alvara melibatkan 1.000 responden dengan margin of error 3,16 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Data-datanya diperoleh melalui wawancara tatap muka yang dilakukan dengan multistage random sampling di 13 provinsi Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement