REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari lembaga Populi Center, Rafif Pamenang Imawan menilai dua tantangan yang dihadapi Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan jika kembali membawa partai berlambang matahari itu merapat ke Pemerintahan Jokowi. Pertama, Rafif menyebut tantangan yang harus dihadapi PAN adalah penerimaan partai koalisi Pemerintah.
"Jika melihat karakteristik dari Zulhas, maka arah merapat dengan koalisi pemerintah pasti akan ditempuh. Hanya saja terdapat dua tantangan besar, pertama terkait dengan penerimaan koalisi pemerintah," ujar Rafif kepada wartawan, Rabu (12/2).
Hal ini karena, PAN sebelumnya telah bergabung ke koalisi Pemerintah, kemudian akhirnya keluar koalisi menjelang Pilpres 2019. Sikap PAN tersebut juga sempat dikritisi oleh partai yang tergabung dalam koalisi Pemerintah. Selain itu, tantangan besar kedua, lanjut Rafif adalah soliditas internal PAN. Untuk bergabung ke koalisi Pemerintah, Zulhas harus memastikan seluruh internal PAN solid mendukung kebijakan partai.
"Tantangan terbesar terdapat pada solidaritas partai untuk merapat ke pemerintahan," kata Rafif.
Karena itu, agenda utama yang dilakukan Zulhas usai kembali terpilih adalah melakukan konsolidasi internal PAN. "Tidak ada lagi sosok yang dominan di PAN, faksi-faksinya semakin plural. Seperti ada sosok Amien Rais, Zulhas, dan Hatta Rajasa," ucapnya.
Usai terpilih, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa PAN tak akan bergabung dengan oposisi. Menurutnya, hal tersebut justru akan merugikan partai berlambang matahari itu. "Oposisi taglinenya sudah diambil PKS, kalau kita masuk isu oposisi akan sangat merugikan kita," ujar pria yang akrab disapa Zulhas itu di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Barat, Rabu (12/2).
Ia menjelaskan, PAN menganut konsep multipartai dalam berpolitik. Sehingga Zulhas ingin memiliki banyak teman dalam meraup dukungan masyarakat. "Paling tidak kita tidak bermusuhan dengan banyak orang. Kita ini multipartai, oleh karena itu kita perlu teman banyak agar fleksibel dalam memilih," ujar Zulhas.
Namun demikian, ia juga menegasakan bahwa PAN tidak bergabung dalam koalisi pemerintahan. Partainya memilih berada di tengah, tetapi sedikit ke kanan. "PAN itu partai miniatur Indonesia, partai yang moderat, islam rahmatan lil alamin, nasionalis religius. Posisi kita kanan tengah kita saudara-saudara," ujar Zulhas.