Rabu 12 Feb 2020 16:22 WIB

Pemilik Batu Mahpar: Patung Kuno Ditemukan Sejak 2013

Patung itu telah ditemukan sejak 2013 namun tak dianggap sebagai benda berharga

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Warga menunjukkan patung kuno yang ditemukan di kawasan destinasi wisata Batu Mahpar, Kampung Tegalmunding, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Selasa (11/2).
Foto: Bayu Adji P/Republika
Warga menunjukkan patung kuno yang ditemukan di kawasan destinasi wisata Batu Mahpar, Kampung Tegalmunding, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Selasa (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sejumlah patung kuno di kawasan wisata Batu Mahpar, Kampung Tegalmunding, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, ramai diperbincangkan masyarakat sejak ditemukan pada Ahad (9/2). Patung-patung yang diduga memiliki nilai sejarah itu terdiri dari berbagai bentuk yaitu manusia kerdil dan gajah yang menyerupai patung Ganesha.

Pemilik kawasan Batu Mahpar, Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan mengatakan, patung-patung itu sebenarnya telah ditemukan oleh para pekerjanya sejak 2013. Lantaran tak dianggap benda berharga, ia menginstrusikan para pekerjanya untuk mengubur patung-patung itu di satu lokasi.

"Ketika itu saya sedang di luar daerah. Karena saya tak tahu jelas, minta para pekerja mengubur kembali," kata Abah, sapaan Anton Charliyan, saat ditemui di Batu Mahpar, Rabu (12/2).

Namun, pada Ahad lalu Abah menyuruh para pekerjanya untuk menggali kembali patung-patung yang telah dikubur. Sebab, ia berencana membuat museum di kawasan itu. Patung-patung lawas dianggap dapat menambah koleksi museumnya tersebut.

Ia mengaku terkejut saat melihat bentuk patung-patung itu. Menurut dia, sekira 22 patung yang ditemukan itu memiliki nilai seni yang tinggi.

"Di sini masalahnya bukan patung kuno atau apa-apa. Justru saya pikir ini sebuah benda seni," kata dia.

Abah menambahkan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait patung-patung itu. Jika patung itu dinilai memiliki sejarah, ia meminta arkeolog untuk segera menelitinya.

"Saya harap ini bukan patung purbakala agar bisa dijual atau bisa dikoleksi sendiri. Kalau purbakala akan saya serahkan kepada pemerintah," ujar dia sembari tertawa.

Abah mengatakan, ketika ditemukan pada 2013, patung-patung itu berada di lokasi yang berbeda-beda. Namun, semua ditemukan di kawasan wisata yang memiliki luas sekira 4 hektare tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement