Selasa 11 Feb 2020 20:53 WIB

Pemkot Bandung Belajar ke Jepang Soal Pengolahan Sampah

Sampah yang diolah berasal dari instansi komersil seperti rumah sakit dan hotel.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sejumlah warga membuat kerajinan dari barang limbah di kawasan bebas sampah program Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) di RW 1, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung, Senin (11/2).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah warga membuat kerajinan dari barang limbah di kawasan bebas sampah program Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) di RW 1, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung, Senin (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung belajar ke Kota Kawasaki, Jepang menyangkut cara pengolahan sampah beberapa waktu lalu. Saat ini, pemerintah sendiri tengah menggencarkan program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan).

"Kerjasama dengan Jepang dalam upaya mengubah perilaku masyarakat (dalam mengelola sampah). Kawasaki (kota) pada 1990 ada lautan sampah, mereka berpikir berubah makanya dari titik nol memilah (sampah)," ujar Humas PD Kebersihan Asep Koswara di Balai Kota Bandung, Selasa (11/2).

Saat ini, ia mengatakan di Kota Kawasaki sudah mengolah 8 jenis sampah dengan cara dipilah. Sedangkan di Kota Bandung masih memilah 2 jenis sampah yaitu organik dan non organik. Menurutnya, sejauh ini belum terdapat investasi dari Jepang terkait hal tersebut.

Sejak 2016, Asep mengatakan Pemkot Bandung terus menelurkan program pengelolaan sampah seperti membentuk kawasan bebas sampah. Kemudian dilanjutkan dengan program andalan Kang Pisman.

Selain itu, pihaknya mendapatkan hibah dari Kementerian PUPR berupa pembangunan pusat daur ulang yang berada di Cicabe. Menurutnya, sampah yang diolah berasal dari instansi komersil seperti rumah sakit dan hotel. "(Pusat daur ulang) di Cicabe baru dibangun, sekarang sudah bisa mengolah 50 ton sampah organik dan non organik di suplai dari instansi komersil," katanya.

Asep menambahkan, sepanjang Januari hingga Februari terdapat 30 masyarakat yang meminta PD kebersihan untuk mengangkut sampah besar. Kedepan pihaknya akan membuat bazar tentang sampah. "Kita akan buat bazar sampah, sampah yang ada diperbaiki dulu lalu dijual dengan harga tidak full," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement