Sabtu 08 Feb 2020 04:45 WIB

BPIP Dinilai Bisa Dilibatkan untuk Bersihkan Eks ISIS

Eks ISIS yang ingin kembali ke Indonesia dinilai perlu dikarantina terlebih dahulu.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Politikus PAN, Saleh Partaonan Daulay.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Politikus PAN, Saleh Partaonan Daulay.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo baru saja melantik Yudian Wahyudi sebagai Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) pada Rabu 5 Februari 2020. Politikus di DPR menilai, BPIP bisa diperbantukan untuk membersihkan paham-paham radikal yang tertanam pada 600 eks ISIS.

“Itu upaya membersihkan pola pikir mereka terkait dengan ideologi kita sebagai bangsa karena itu ini bisa dikerjasamakan dengan BPIP. Nanti (BPIP) menjadi leading sektor untuk melakukan pembinaan kembali kepada mereka (eks ISIS),” ujar anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay saat dihubungi, Jumat (7/2).

Baca Juga

Pernyataannya ini menanggapi sikap Wakil Presiden Ma`ruf Amin yang menganalogikan pemulangan eks ISIS sebagaimana penularan virus Corona. Oleh karena itu sebelum kembali menjadi WNI mereka harus dikarantina. Kemudian  setelah dinyatakan sehat atau terbebas dari virus atau paham radikal baru kemudian mereka dikembalikan.

“Saya sependapat dengan Pak Ma`ruf Amin, kalau dengan suatu pertimbangan tertentu mereka diperkenankan masuk Indonesia maka memang itu tidak bisa langsung dibaurkan dengan masyarakat, memang perlu dilakukan screaning ideologi,” ujar Saleh.

Oleh karena itu, kata dia, diperlukan kajian mendalam. Termasuk mempersiapkan anggaran selama proses karantina 600 eks ISIS.

“Tentu itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan anggaran yang tidak sedikit (juga), karena itulah pemerintah harus pertimbangkan semua itu,” jelasnya.

Saat ditanyakan mengenai lokasi yang memungkinkan untuk melakukan karantina eks ISIS? Saleh menyarankan agar dilakukan di tempat yang memberikan pendidikan sekaligus pelatihan. Tidak harus pulau terpencil, namun bisa juga di lembaga militer.

“Tidak mesti di pulau tapi kalau pemerintah punya suatu lembaga tertentu katakanlah di markas militer, kalau di tempat militer kan kelihatan bahwa kecintaan terhadap tanah air sangat penting sekali,” ucapnya.

Sebelumnya, Ma`ruf Amin menganalogikan pemulangan eks ISIS dengan penularan virus Corona. Oleh karenanya harus berhati-hati dan perlu dilakukan kajian untuk rencana pemulangan tersebut.

“Ini saja kita virus Corona saja kan kita harus berhati-hati, bahkan dilakukan observasi, isolasi. Nah, ini juga mesti dipikirkan. Ini kalau menular bahaya sudah,” ujar Ma`ruf Amin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement