Sabtu 01 Feb 2020 12:06 WIB

Kemenkes Bantah Sembunyikan Kasus Positif Infeksi Corona

Warganet menuding Kemenkes menyembunyikan kasus positif infeksi corona.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Reiny Dwinanda
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Woworuntu menunjukan kartu kewaspadaan kesehatan saat memberikan keterangan dalam konferensi pers terkait virus corona di Kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (31/1). Kemenkes telah membantah tudingan warganet soal menyembunyikan kasus positif infeksi corona di Indonesia.
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Woworuntu menunjukan kartu kewaspadaan kesehatan saat memberikan keterangan dalam konferensi pers terkait virus corona di Kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (31/1). Kemenkes telah membantah tudingan warganet soal menyembunyikan kasus positif infeksi corona di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah menyembunyikan kasus orang yang positif terinfeksi virus corona jenis baru (2019-nCoV) di Indonesia. Apalagi, menyembunyikan kasus justru membuat virus semakin mudah menular.

"Siapa yang sembunyikan (kasus orang positif terinfeksi virus corona)?kalau kami sembunyikan maka penyebaran akan terjadi dan tidak berhenti," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Wiendra Waworuntu saat ditemui usai konferensi pers update kesiapan tiga rumah sakit dalam penanganan virus, di Kemenkes, di Jakarta, Kamis (31/1) petang.

Baca Juga

Wiendra tak mau ambil pusing dengan tudingan warganet yang menyebut pemerintah menyembunyikan kasus positif infeksi virus corona. Ia menegaskan, kenyataannya Kemenkes dan semua pihak pasti tidak ingin virus ini menyebar.

Terlebih, menurut Wiendra, begitu organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan status darurat kesehatan global (Public Health Emergency of International Concern/PHEIC) 2019-nCoV, maka negara harus melaporkan jika terjadi kasus. Artinya, melaporkan kasus terinfeksi virus merupakan bagian dari kesiapsiagaan negara.

"Itu kesiapsiagaan negara. Apalagi kalau kami sembunyikan maka nanti kita juga di ban negara-negara lain," ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbang Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Vivi Setiawaty mengaku pihaknya bisa melakukan pemeriksaan virus karena telah memiliki kit pengujian virus. Ia mengklaim kit ini telah memadai dan memenuhi standar keamanan sesuai dengan pedoman cara penggunaan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO).

"Hingga hari ini yang kami telah periksa 30 orang dan semua negatif (terinfeksi virus novel corona)," ujarnya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement