Rabu 29 Jan 2020 17:37 WIB

Surya Paloh Belum Restui Keluarga Jokowi Maju Pilkada 2020

Surya mengatakan majunya Gibran dan Bobby merupakan hak politik mereka masing-masing.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (kanan) berbincang dengan Ketum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (Kiri) didampingi Sekjen partai Johnny G Plate (kedua kiri), Ketua Bidang Ekonomi partai Rachmat Gobel (Kedua kanan) saat pertemuan di DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (kanan) berbincang dengan Ketum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh (Kiri) didampingi Sekjen partai Johnny G Plate (kedua kiri), Ketua Bidang Ekonomi partai Rachmat Gobel (Kedua kanan) saat pertemuan di DPP Nasdem, Jakarta, Rabu (29/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Nasional Demokrat (Nasdem) mengaku belum memutuskan apakah akan ikut mengusung keluarga Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020. Putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan menantu Jokowi, Bobby Nasution, diketahui akan ikut dalam ajang tersebut.

"Belum," kata Ketua Umum Nasdem Surya Paloh saat dikonfirmasi di DPP Nasdem di Jakarta Pusat, Rabu (29/1) mengenai waktu pengambilan keputusan terkait dukungan terhadap Gibran dan Bobby.

Baca Juga

Surya tidak memungkiri Gibran Rangkabumi telah bersilaturahmi dengan Nasdem di daerah. Namun, dia mengungkapkan, hal serupa belum dilakukan Bobby ke Nasdem di Medan.

Secara pribadi, dia memandang majunya Gibran dan Bobby merupakan hak politik mereka masing-masing. Mantan politisi Golkar ini mengatakan, hal tersebut juga merupakan hak semua warga negara Indonesia sepanjang hak politiknya tidak dicabut.

Dia melanjutkan, status keluarga Presiden Jokowi tidak menjadi halangan bagi kedua sosok tersebut untuk maju sebagai calon kepala daerah. Dia mengatakan, pencalonan keluarga Jokowi itu tidak melanggar secara legalistik atau peraturan.

Dia mengatakan, pandangan apapun yang didapat Gibran dan Bobby merupakan perasaan masing-masing individu. "Kan kita butuhkan azaz kepantasan. Kalau si anak yang punya tekad dan punya hak sebagai WNI, ya pantas juga kita menghargai. Masa kita bilang ga boleh? Lama-lama saya menyesal kenapa saya jadi family," katanya.

Sejauh ini, Gibran bertekad untuk maju sebagai calon kepala daerah Surakarta menunggangi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai kendaraan politiknya. Sementara Bobby maju sebagai calon kepala daerah di Medan melalui Golkar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement