REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang pelaksanaan Kongres ke-V Partai Amanat Nasional yang rencananya akan digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Februari mendatang, sejumlah nama siap bersaing menjadi ketua umum partai tersebut. Salah satunya adalah Drajad Wibowo.
Politikus PAN Andri W Kusuma menilai Drajad Wibowo merupakan sosok paling tepat untuk menjadi ketua umum partai berlambang matahari. Drajad, kata Andri bisa menjadi 'partner' untuk Jokowi diluar pemerintahan, mengingat saat ini Jokowi butuh masukan dan saran terutama dari partai politik di luar pendukungnya.
"Dradjad Wibowo akan menjadi sahabat yang kritis dan solutif serta jernih buat pemerintah," kata Andri W Kusuma dalam keterangannya kepada wartawan Kamis (23/1).
Andri menuturkan selama ini Drajad dikenal sebagai ekonom yang mumpuni, konsisten dan jernih. Hal itu, merupakan keunggulan Drajad, sehingga nantinya, bila terpilih sebagai Ketum, PAN akan memberikan kontribusi besar dalam membantu mengatasi persoalan ekonomi.
Selain itu, Dradjad juga memiliki jaringan yang luas terutama di kelompok-kelompok masyarakat sipil baik yang ada di dalam maupun luar negeri. Drajad, kata Andri, dapat memimpin PAN secara profesional. Apalagi, kata Andri, Drajad tidak memiliki beban masa lalu (baik politik maupun hukum).
"Hubungan PAN dengan pemerintah akan jauh lebih konstruktif dan produktif ke depannya meski PAN berada di luar Pemerintahan," ujarnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais juga sedang berupaya melanjutkan tradisi dalam kepemimpinan partainya. Menurut Ujang, Amien ingin agar PAN tak dipimpin oleh orang yang sama dua kali.
"Amien Rais tak mau ketum PAN dijabat dua kali oleh orang yang sama. Sekalipun, Zulhas itu besannya Amien Rais," kata Ujang.
Sepanjang sejarahnya, Ketua Umum PAN kerap dijabat oleh orang yang berbeda dalam setiap periodenya. Dalam melanjutkan tradisi itu, Amien pun selalu mendukung tokoh - tokoh yang berbeda dalam setiap kongres.
Pada kongres V tahun 2020 ini, Amien memberikan dukungan pada calon ketua umum PAN Mulfachri Harahap, yang berkontestasi melawan pejawat Zulkifli Hasan. Padahal dalam Kongres IV sebelumnya, Amien memberikan dukungan pada Zulkifli Hasan.
Sebelumnya, pada kongres PAN ke III tahun 2010, Soetrisno Bachir berkontestasi dengan Hatta Rajasa. Amien memberikan dukungan kepada Hatta. Hatta tepilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PAN.
"Amien Rais konsisten dengan regenerasi kepemimpinan PAN dengan satu periodenya," ujar Ujang Komarudin yang juga Pengajar Ilmu Politik di Universitas Al Azhar Indonesia.
Pengaruh Amien Rais sendiri dinilai masih besar di PAN. Ia merupakan pendiri, ketua Dewan Jehormatan, dan sekaligus juga sebagai pemilik saham PAN. Sehingga, lanjut Ujang, kader-kader PAN masih menunjukkah hormat pada Amien Rais.
Terpisah, Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno mengatakan, Amien seharusnya menjadi tokoh sentral dan menjadi penengah di antara calon-calon Ketua Umum PAN.
"Cukup Pak Amien Rais menurut saya sebagai penasehat spiritual kita. Karena nama yang maju itu kader terbaik PAN. Posisikan Pak Amien ini sebagai pengayom sebagai pelatih dan penasehat spiritual semua kandidat yang Tarung," kata Adi.
Menurut Adi, Amien sebagai tokoh sentral PAN harusnya berdiri di atas semua Calon Ketua Umum, bukan mendukung salah satunya. Bila Amien turut dalam kontestasi praktis, maka menurut Adi akan menimbulkan kecemburuan dari calon ketua umum lain yang tidak didukungnya.
"Jadi tidak ada penganaktirian salah satu kandidat didukung atau tidak didukung," ujar Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia itu.
Dinamika jelang kontestasi calon ketua umum PAN yang rencananya bakal digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 12 Februari 2020 terus memanas. Sejumlah tokoh PAN diketahui telah menyatakan diri bakal berkontestasi dalam Kongres PAN. Tokoh tersebut di antaranya, Ketua Umum Pejawat Zulkifli Hasan, Mulfachri Harahap, Drajad Wibowo, Asman Abnur dan Bima Arya.