Selasa 14 Jan 2020 18:41 WIB

Dewi Tanjung Ingin Laporkan Anies ke Presiden Jokowi

Dewi Tanjung klaim Anies malah pesta pora saat tahun baru.

Rep: Febryan. A/ Red: Teguh Firmansyah
Dewi Tanjung saat aksi Anti-Anies di Patung Kuda, Jakarta.
Foto: Febryan A
Dewi Tanjung saat aksi Anti-Anies di Patung Kuda, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pentolan aksi 'Jakarta Bergerak' Dewi Tanjung berencana mengadukan buruknya kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam mengatasi banjir. Aduan akan disampaikan kepada Presiden, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan DPRD DKI Jakarta.

"Kami akan laporkan Anies ke DPRD, ke Kemendagri dan ke Presiden. Kami akan gelar aksi. Kita action untuk rakyat," kata Dewi kepada wartawan di sela-sela aksi 'Jakarta Bergerak' di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (14/1).

Baca Juga

Menurut dia, Anies pantas diadukan ke tiga lembaga itu lantaran gagal mengatasi banjir awal 2020 yang melanda Jakarta. Anies, kata dia, lebih memilih berpesta pora merayakan tahun baru dibandingkan mempersiapkan langkah antisipasi banjir.

"Sudah tahu mau hujan, seharusnya Pemprov itu sudah bekerja menyiapkan semuanya, pompa air, gorong-gorong dibersihkan, dan (lakukan) normalisasi. Tapi faktanya kita tahu seperti apa. Dia sibuk dengan pesta pora tahun baru," tutur Dewi.

Dewi bersama peserta aksi 'Jakarta Bergerak' juga menuntut Anies mundur dari jabatannya. "Ya dia sudah tidak becus," kata Dewi yang merupakan politisi PDI Perjuangan itu.

Aksi 'Jakarta Bergerak' digelar untuk menuntut pertanggungjawaban Anies perihal banjir yang melanda Jakarta pada awal tahun 2020. Kompak mengenakan baju hitam, sekitar seratusan massa menuntut Anies mundur dari jabatannya.

Massa aksi juga sempat melakukan aksi teatrikal melempari tomat kepada seseorang yang memakai topeng Anies.

Menurut Dewi, semua aksi yang dilakukan bukanlah tindakan mempolitisasi banjir. "Ini real masyarakat yang rumahnya kemarin kelelep banjir," ucapnya.

Aksi ini berjalan tak sesuai rencana. Mereka gagal berorasi di depan Balai Kota Jakarta lantaran massa pro-Anies atau pembela Anies sudah lebih dulu berkumpul di sana. Pihak keamanan memisahkan area aksi dua kelompok itu guna menghindari bentrokan. Jarak Patung Kuda dengan Balai Kota sekitar dua kilometer.

Meski demikian, saat menuju area Patung Kuda, kedua kelompok sempat bersitegang. Kelompok kontra-Anies yang melintas dengan bus saling berteriak dengan kelompok pro-Anies yang memadati area depan Balai Kota

Kelompok kontra-Anies atau 'Jakarta Bergerak' dimotori oleh Abu Janda, Dewi Tanjung, Effendi Achmad dan Sisca Rumondor.

Adapun Massa pro-Anies dimotori oleh kelompok yang sudah mendukung Anies sejak Pilkada, yakni Jawara dan Pengacara Jaga Jakarta (Bang Japar). Tampak juga organisasi lain seperti Laskar Adat Betawi. Mereka menuding kelompok kontra-Anies sedang mempolitisasi isu banjir Jakarta.

Banjir melanda Jakarta pada Rabu (1/1) atau hari pertama tahun 2020. Puluhan wilayah terendam. Aktivitas perekonomian pun lumpuh. Berdasarkan catatan Pemprov DKI, terdapat 31.232 orang yang terpaksa mengungsi di 259 posko saat banjir terjadi. Adapun jumlah korban jiwa mencapai 16 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement