REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tidak menjadi tunggangan partai politik (parpol). Bamsoet juga mengingatkan esensi pemberantasan korupsi tidak hanya sekedar mengejar orang.
"Bahwa KPK tidak bekerja sebagai tunggangan parpol dan kepentingan apapun, kecuali kepentingan negara," ujar Bamsoet usai bertemu dengan KPK di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (14/1).
Bamsoet juga mengingatkan KPK mengenai esensi pemberantasan korupsi. Politikus Golkar itu mengatakan, esensi pemberantasan korupsi adalah menyelamatkan keuangan negara. Jadi, ia meminta KPK tidak hanya mengejar orang, tapi penyelamatan dan pengembalian kerugian negara.
"Bahwa ada yang berbuat, itu yang harus dihukum. Tapi intinya bukan mengejar orang, tapi mengejar pengembalian uang negara," katanya.
Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup selama tiga jam tersebut, KPK juga diminta untuk tak mengganggu iklim investasi di Indonesia. Sebab, pemerintah dinilai Bamsoet telah berusaha keras untuk membangun iklim investasi yang baik.
"Artinya tidak boleh ini menakut-nakuti atau menggangu iklim daripada investasi yang telah susah payah dibangun oleh pemerintah," ujar Bamsoet disambut anggukan dari Ketua KPK Firli Bahuri.
MPR tak lupa memberi apresiasi kepada KPK yang dinilai sudah baik dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberantas korupsi. Diharapkan, tugasnya dapat dilanjutkan dengan lebih baik. "Maka pertemuan ini menjadi penting dan strategis. Tidak saja bagi kami MPR, tapi juga bagi KPK, bangsa, dan negara," ucapnya.