REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy akan segera melakukan koordinasi bersama kementerian/lembaga terkait penyaluran bantuan bagi para korban banjir di Jakarta Bogor Depok Tangerang Bekasi (Jabodetabek). Bantuan yang dibutuhkan meliputi sembako, pakaian, selimut, dan juga perlengkapan sekolah.
Tindak lanjut tersebut menyusul kunjungan langsung Menko PMK Muhadjir ke lokasi pengungsian korban banjir yang bertempat di Aula Perkumpulan Kharisma Usada Mustika (Yaskum) Indonesia, Kembangan, Jakarta Barat. Pada kesempatan itu, ia mewakili pemerintah memberikan bantuan kepada para korban di pengungsian yang berjumlah lebih dari seribu jiwa atau sekira 200 sampai 300 kepala keluarga.
Muhadjir mengatakan bahwa upaya koordinasi bukan hanya dilakukan untuk percepatan penanganan korban bencana banjir di Jakarta. Melainkan seluruh wilayah terdampak bencana di Indonesia.
"Ini kan tidak hanya masalah Jakarta, nanti semua daerah terdampak akan kita perlakukan sama. Segera dengan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kita akan meninjau wilayah terdampak banjir lainnya di luar Jakarta," ujarnya didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK Dody Usodo HGS seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (3/1).
Lebih lanjut, Kementerian Sosial (Kemensos) akan bertanggung jawab mengenai penyaluran bantuan sembako. Kementerian Kesehatan bertugas menanggulangi masalah potensi penyakit yang umum saat banjir yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), diare, dan penyakit kulit. Sedangkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diketahui sejauh ini sudah menurunkan tim untuk membantu penyaluran peralatan sekolah termasuk seragam. "Tinggal nanti kita akan pantau sudah seberapa efektif penyalurannya," ujarnya.
Selain mengunjungi para pengungsi, Menko PMK juga meninjau langsung Pintu Air Manggarai guna mengetahui perkembangan status dan kondisi terkini pintu air. Pasalnya, hal itu akan sangat menentukan upaya pencegahan dini yang perlu dilakukan sehingga dapat meminimalisir dampak bencana banjir.
Sementara itu Kepala BNPB Doni Monardo menyebut, berdasarkan data yang dilaporkan saat ini ada tiga unit eksavator dan 15 unit dump truck yang selalu siap siaga membawa material sampah ke daerah pembuangan akhir. Selain itu, para petugas tim dari TNI/Polri, Basarnas, beserta para relawan sudah bersiaga membantu para korban sembari menyalurkan bantuan.
"Kita juga harus mengingatkan seluruh masyarakat yang ada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagaimana data yang sudah berulangkali disampaikan BMKG curah hujan tinggi, maka kawasan ini harus segera dikosongkan," imbau Doni.
Para pejabat atau pemimpin daerah juga diharap mengingatkan warganya untuk tidak bertahan di tempat-tempat yang jaraknya dengan bibir sungai masih dekat. Dikhawatirkan sekonyong-konyong air bah bisa datang dan tidak ada kesempatan warga untuk bisa menyelamatkan diri.
"Saudara-saudara kita ini biasanya bertahan di dalam rumah itu takut karena hartanya nanti akan kecurian dan sebagainya. Harta penting tapi harus diingat nyawa lebih penting lagi," katanya. Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, hingga pukul 06.00 WIB tadi, jumlah pengungsi di Ibukota mencapai 64 ribu jiwa dan masih mungkin berubah.