Jumat 27 Dec 2019 17:38 WIB

Pemkot Malang Luncurkan Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen

Gerakan ini ditunjukkan untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih di masyarakat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengenalkan Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen (GASS) di Jalan LA Sucipto, Kota Malang, Jumat (20/12).
Foto: dok. Humas Pemkot Malang
Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengenalkan Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen (GASS) di Jalan LA Sucipto, Kota Malang, Jumat (20/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang resmi meluncurkan Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen (GASS), Jumat (27/12). Gerakan ini ditunjukkan untuk menerapkan pola hidup sehat dan bersih di masyarakat.

"Gerakan memulainya memang sekarang tapi kita harapkan bisa terus-menerus bergerak," kata Wali Kota, Sutiaji saat ditemui wartawan di Jembatan Pasar Gadang, Kota Malang, Jumat (27/12).

Sutiaji berharap, gerakan ini dapat memunculkan kebiasaan tidak membuang sampah sembarangan. Masyarakat mau menjaga kebersihan sedimen dan sungai. Sebab, kebiasaan buruk dalam kebersihan bisa berdampak pada timbulnya genangan air di setiap musim penghujan.

Di peluncuran pertama, Sutiaji turut melibatkan sejumlah Aparat Sipil Negara (ASN) dari berbagai instansi. Mereka melakukan pembersihan sampah dan sedimen di beberapa titik fokus sementara. Selebihnya, ASN dan tokoh masyarakat lainnya diharapkan dapat terlibat dalam kegiatan serupa di setiap Jumat.

"Harapannya, gerakan ini akan menjadi masif. Bukan anget-anget ayam, hanya saat ini nanti satu bulan ada gerakan lalu selanjutnya tidak," jelas Sutiaji.

Di sisi lain, Sutiaji mengaku, malu karena belum berhasil memberikan edukasi terhadap masyarakat tentang pola hidup bersih. Terlebih, Kota Malang semestinya memiliki literasi hidup bersih yang baik mengingat memiliki banyak perguruan tinggi. "Jadi sebenarnya kita malu terhadap perilaku masyarakat kita," ucap Sutiaji.

Sebagai gerakan pemula, terdapat lima titik yang menandai gerakan bersama perang melawan sampah. Titik I berlokasi di Oro-oro Dowo (kawasan anak sungai Brantas) dan sekitar perempatan Jalan Bandung sampai Jembatan Jalan Buring. Lalu titik II berada di saluran terbuka Jalan Letjen S. Parman.

Titik III di kawasan sekitar Pasar Gadang (target drainase). Selanjutnya, titik IV berlokasi di Terusan Dieng dan Jalan Raya Langsep. Sementara titik kelima mengambil sasaran di Simpang Gajayana (Sardo) dan Jalan Candi II (Klaseman).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement