Jumat 13 Dec 2019 18:03 WIB

Jokowi Minta Polri Tindak Aksi Tolak Peribadatan

Menyambut Natal dan tahun baru, aksi-aksi seperti sweeping tidak boleh ada lagi.

Sejumlah jemaat menyalakan lilin saat pelaksanaan ibadah Misa Natal (ilusrasi)
Foto: Antara/Andika Wahyu
Sejumlah jemaat menyalakan lilin saat pelaksanaan ibadah Misa Natal (ilusrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara khusus meminta Polri memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat yang melakukan peribadatan Natal tahun ini. Hal ini disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung usai rapat terbatas level menteri yang dipimpin Jokowi, Jumat (13/12) sore.

Pramono menyebutkan bahwa Presiden Jokowi tidak ingin aksi penolakan terhadap peribadatan terjadi sepanjang perayaan Natal tahun ini. "Kapolri telah lapor Presiden, pada prinsipnya Polri siap mengamankan. Termasuk kalau ada sweeping atau aksi tolak peribadatan, konflik SARA dan tawuran. Presiden meminta Polri, dalam rangka menyambut Natal dan tahun baru, aksi-aksi seperti itu tidak ada lagi," ujar Pramono.

Baca Juga

Dalam menghadapi libur akhir tahun ini, Polri juga akan menjalankan Operasi Lilin per 19 Desember 2019 hingga 2 Januari 2020. Operasi pengamanan Natal dan tahun baru nanti melibatkan 161 ribu personel gabungan dari Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Dinas Kesehatan.

Selain aspek keamanan, pemerintah juga memastikan pasokan BBM dan ketersediaan listrik mampu memenuhi kebutuhan masyarakat selama libur Natal dan tahun baru. Bahkan PT Pertamina (persero), ujar Pramono, sudah merancang skenario apabila terjadi penumpukan kendaraan dan kemacetan parah seperti yang sempat terjadi tahun 2016 lalu. "Apabila ada kemacetan seperti tiga tahun lalu, Pertamina akan aktif mengirimkan BBM (melalui kendaraan bermotor)," kata Pramono.

Tak hanya itu, PT PLN (persero) juga memastikan aliran listrik tidak akan putus sepanjang libur akhir tahun nanti. PLN sendiri menyiagakan seluruh pembangkit di Jawa-Bali bekerja optimal sejak 18 Desember 2019 hingga 8 Januari 2020.

"Dijamin seluruh pembangkit beroperasi dan tidak ada blackout seperti yang lalu," katanya.

Dari sisi distribusi bahan pokok, pemerintah meyakini tidak akan ada lonjakan harga yang signifikan. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, angka inflasi per pekan kedua Desember 2019 ini sebesar 2,7 persen.

"Secara menyeluruh, hal yang berkaitan dengan menyambut nataru dari sisi keamanan dan transportasi dan ketersediaan bahan pokok, BBM, listrik, akan berjalan baik apalagi yang telah dioperasikannya Japek Elevated akan kurangi kemacetan," kata Pramono.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement