Sabtu 30 Nov 2019 14:43 WIB

Edukasi Hilangkan Stigma-Diskriminasi terhadap HIV/AIDS

Masyarakat di desa dan kota harus bisa dijangkau untuk pemahaman soal HIV/AIDS.

HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyintas human immunodeficiency virus (HIV) Putri Cherry mengatakan perlu ada edukasi untuk membangun pemahaman yang benar terhadap HIV/AIDS. Dengan demikian, stigma dan diskriminasi kepada orang dan anak dengan HIV/AIDS bisa dihilangkan.

"Yang masih kurang saat ini dari sisi edukasi dan pemahaman bagi kita semua. Edukasi perlu dilakukan kepada siapa pun," katanyadalam bincang media yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta, Jumat (29/11).

Baca Juga

Ia mengatakan seluruh lapisan mulai dari pejabat hingga masyarakat biasa, yang ada di desa maupun di kota, harus bisa dijangkau untuk memberikan edukasi dan pemahaman yang benar. Dengan demikian, mereka tidak lagi memandang HIV/AIDS sebagai momok.

Menurut Putri, dari sisi pengobatan HIV/AIDS di Indonesia, terutama di Jakarta, sudah cukup bagus. Orang dan anak dengan HIV/AIDS bisa mendapatkan pendampingan dan obat anti-retroviral (ARV) secara gratis.

"Orang dan anak dengan HIV/AIDS harus minum obat ARV setiap hari. Hanya saja masih ada masyarakat, termasuk yang berisiko terkena HIV/AIDS, masih menolak dan tidak mau memeriksakan diri," tuturnya.

Padahal, orang dan anak dengan HIV/AIDS bisa tetap hidup sehat secara normal dan tidak menularkan bila rutin mengonsumsi obat ARV. "Obat ARV akan menekan virus HIV hingga pada tahap tidak terdeteksi. Bila virus tersebut tidak terdeteksi, maka tidak akan bisa menular kepada orang lain," katanya.

Putri menjadi salah satu narasumber dalam bincang media bertema "Mengakhiri Stigma HIV/AIDS: Masyarakat yang Membuat Perubahan" yang diadakan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam rangka menyambut Hari AIDS Sedunia setiap 1 Desember.

Narasumber lainnya, Deputi Perlindungan Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Naharsertakonsultan program Linkages Badan Amerika Serikat untuk Pembangunan Internasional (USAID) dr Hendra Widjaja.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement