Kamis 28 Nov 2019 18:08 WIB

Bupati Akui Prestasi Olahraga Pekalongan Masih Memalukan

Bupati Pekalongan mengakui prestasi olahraga di daerahnya masih memalukan.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Bayu Hermawan
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi (kiri) akui prestasi olahraga di daerahnya masih memalukan.
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Bupati Pekalongan Asip Kholbihi (kiri) akui prestasi olahraga di daerahnya masih memalukan.

REPUBLIKA.CO.ID, KAJEN -- Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan, selama masa kepemimpinannya hampir semua sektor pembangunan telah mengalami kemajuan yang berarti. Namun khusus sektor Olah Raga,  ia mengakui masih kurang membanggakan alias masih jeblok.

''Jujur, sektor olah raga ini masih ngisin-ngisini (memalukan). Ibaratnya, kalau yang lain sudah liga primer, kita masih liga antar kampung. Bahkan, masyarakat tidak bangga sama sekali dengan prestasi olahraga di Kabupaten Pekalongan,'' kata Bupati, Kamis (28/11).

Baca Juga

Saat membuka Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musorkablub) KONI Kabupaten Pekalongan, terpuruknya prestasi olahraga di Kabupaten Pekalongan bukan kesalahan para atlet. ''Ini murni kesalahan murni kita, karena kurang memberikan pembinaan yang optimal. Mungkin organisasinya juga kurang optimal untuk mendukung prestasi atlet-atlet itu,'' katanya.

Untuk memacu prestasi olahraga, Asip menyebutkan, Pemkab sudah berupaya memberi stimulan berupa bonus bagi para atlit. Seperti dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) beberapa waktu lalu, Pemkab memberi iming-iming bonus Rp 50 juta bagi atlit yang meraih medali emas.

''Namun hasilnya tidak ada,'' ucapnya.

Untuk itu, dia menyatakan, sektor olahraga perlu dilakukan perombakan di semua lini. Termasuk  mengenai OPD yang bertanggung jawab, kemungkinan perlu dilakukan perubahan. ''Saat ini, sektor olah raga masih menempel di Dinporapar. Nanti akan ditinjau kembali. Di daerah lain juga ada yang masih nempel di Dinas Pendidikan,'' jelasnya.

Bupati mengakui, dana hibah APBD yang diberikan pada KONI memang masih tergolong kecil, hanya sekitar Rp 2,5 miliar. Namun dia menyatakan, pengelolaan olahraga seharusnya tidak hanya mengandalkan APBD.

''Harus melibatkan pengusaha. Dari informasi yang saya peroleh, pengusaha sudah siap membantu. Tapi institusi kita yang ternyata belum siap, karena manajemen pengelolaan olahraga yang masih amburadul,'' jelasnya.

Untuk itu, Bupati menegaskan, semua pihak harus berbenah karena harapan masyarakat sebenarnya sangat tinggi. ''Masyarakat Pekalongan membutuhkan sektor olah raga yang bisa menjadi kebanggaan mereka,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement