REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya mengingatkan masyarakat unuk mewaspadai aksi penculikan anak, meskipun belum terjadi kasus di Kota Pahlawan. Bahkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah memerintahkan para camat dan lurah agar membuat surat edaran yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dan mayarakat melalui RW dan RT setempat.
“Kita harap tidak ada penculikan anak di Surabaya. Makanya kami minta RT/ RW siaga,” kata Risma di Surabaya, Sabtu (23/11).
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini menyebutkan, pihaknya telah memasang kamera CCTV di sekolah-sekolah yang ada di Surabaya. Sehingga, dengan peralatan tersebut, akan bisa diketahui siapa pelakunya jika memang terjadi penculikan. Namun begitu, dia tetap mewanti-wanti semua pihak untuk tetap waspada.
“Karena kita bisa akses ke Dispendukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil). Kamera (CCTV) tak hanya di sekolah, namun juga di masjid, gereja, kemudian mal. Kita ketahui gerak-geriknya,” ujar Risma.
Kepala BPB (Badan Penanggulangan Bencana) dan Linmas (Perlindungan Masyarakat) Kota Surabaya, Eddy Christyanto mengatakan, surat edaran yang disampaikan para camat dan lurah se-Kota Surabaya untuk mengingatkan warga maupun para guru. Yakni agar berhati-hati terhadap orang yang asing yang ingin menjemput anak mereka.
“Saat jam pulang sekolah atau di tengah jam pelajaran, kalau yang jemput orangnya gak kenal jangan dilepas. Harus orang yang biasa jemput,” ujar Eddy.
Tak hanya orang tua, Eddy berharap pembantu rumah tangga (PRT) juga berhati-hati terhadap orang lain yang ingin menjemput putra-putri majikannya. Jika tak mengenal orang tersebut, sebaiknya tak dijinkan. “Misal, orangnya mengatakan, kalau dirinya disuruh mamanya. Nah, tolong jangan mudah percaya dengan hal-hal semacam ini,” kata dia.