REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pemberian izin untuk pembangunan hotel di DIY harus lebih selektif. Dibukanya Bandara Internasional Yogyakarta bukan berarti membuka investasi seluas-luasnya, apalagi untuk pembangunan hotel.
"Harapan saya kepada bupati dan wali kota, hati-hati untuk memberikan izin membangun hotel," kata Sultan di Ambarrukmo Plaza Yogyakarta, Selasa (19/11).
Dibukanya Bandara Yogyakarta akan membuka ruang investasi yang lebih besar. Namun, peresmian tersebut, katanya, tidak lantas harus dengan membuka semua pintu investasi, terutama untuk pembangunan hotel.
"Karena bagaimanapun hotel-hotel di Yogya (DIY) itu, di luar hari libur dan weekend, baru kira-kira 50 sampai 55 persen saja yang bisa memenuhi target,"
Sultan pun mengatakan, jika semua ruang investasi dibuka untuk pembangunan hotel, bisa menyebabkan kerugian. Ia memastikan, butuh waktu satu hingga tiga tahun bagi pariwisata DIY untuk berkembang.
"Untuk investasi, tidak berarti begitu airport dibuka, bisa terjadi pembangunan-pembangunan hotel yang luar biasa. Itu akan rugi semua, harus hati-hati. Jangan sampai mengizinkan pembangunan hotel hanya untuk merugi," jelasnya.