REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deddy Mizwar memiliki harapan tersendiri terkait keputusannya hengkang dari Partai Demokrat lalu bergabung dengan Partai Gelora bersama Fahri Hamzah Cs. Ia menyebut ingin tetap menghidupkan harapan masyarakat terhadap adanya partai politik (parpol).
Deddy mengaku telah berdiskusi sejak beberapa tahun terakhir dengan para tokoh Gelora di Ormas Garbi terkait adanya perubahan - perubahan nilai pandang masyarakat terhadap parpol. Perubahan dan harapan itu, kata Deddy harus ditangkap oleh parpol.
"Perubahan ke arah mana harapan di masyarakat, jangan sampai mencapai titik nadir, masyarakat kecewa dengan kehadiran partai. mereka kan punya harapan," ujar aktor pemeran 'Nagabonar' itu saat ditemui di Kemang, Jakarta.
Deddy mengklaim, Gelora mengusung paradigma baru. Selama ini, kata Deddy, paradigma yang digunakan parpol adalah mengeksploitasi rakyat untuk mewujudkan keinginan dan tujuan parpol. Ia mengklaim, Gelora bersifat sebaliknya.
Menurut eks Wakil Gubernur Jawa Barat ini, seharusnya parpol bukan mengeksploitasi rakyat melainkan mewujudkan harapan masyarakat. Terlebih lagi, Deddy menyebut, Gelora menangkap adanya perubahan masyarakat dalam berpolitik 20 tahun terakhir.
"Saya berpikir mendukung sebuah visi misi baru ini, arah baru yang memang dibutuhkan oleh bangsa ini ke depan. Mudah-mudajan masyarakat konsistensi, arahnya betul, konsistensinya, ini yang perlu kita kawal," ucap Deddy Mizwar.
Mizwar yang sebelum bergabung dengan Gelora merupakan politikus Demokrat itu mengaku dirinya menjadi satu deklarator Gelora. Ia menyebut, pembentukan Gelora bukan tidak mendadak, melainkan sudah melalui diskusi dan konsolidasi panjang dengan tokoh lain dalam kerangka Garbi, misalnya Fahri Hamzah, Anis Matta, dan Mahfudz Siddiq.
"Yang jelas adanya partai baru ini membawa arah baru dgn visi barunya, dan kita lakukan perjalanan baru mencapai visi tersebut. Itu yangg penting. Kebersamaan itu yang penting. Bukan masalah jadi apa," ucap Deddy.