Rabu 06 Nov 2019 23:54 WIB

Kemendikbud: Pendidikan Keluarga Harus Relevan dengan Zaman

Kemendikbud meminta pola pengasuhan dalam keluarga ikuti perkembangan zaman

Direktur Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat Harris Iskandar menyampaikan paparannya saat wawancara di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (5/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Direktur Jenderal PAUD dan Pendidikan Masyarakat Harris Iskandar menyampaikan paparannya saat wawancara di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Senin (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar mengatakan pendidikan keluarga harus relevan dengan perkembangan zaman.

"Kita sebagai orang tua harus terus belajar, bagaimana pola pengasuhan yang relevan dengan perkembangan zaman karena pola pengasuhan maupun pendidikan keluarga berperan penting pada kesuksesan anak," kata Harris pada malam apresiasi pendidikan keluarga di Jakarta, Rabu (6/11) malam.

Harris memberi contoh Denmark yang merupakan negara terbaik dalam pola pengasuhan anak. Di negara itu, bermain bersama anak, termasuk salah satu bagian pendidikan keluarga, terutama pendidikan karakter.

Ke depan, pihaknya terus berupaya agar pendidikan keluarga mendapat perhatian dari para orang tua. Kemendikbud sendiri mempunyai direktorat yang khusus mengenai pendidikan keluarga.

"Kita semua terus belajar untuk menemukan bagaimana pola pengasuhan yang relevan dengan perkembangan zaman ini," katanya menerangkan.

Pendidikan memiliki peran dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang. Hal itu tidak hanya dibebankan pada sekolah, tetapi juga masyarakat dan orang tua.

Orang tua seharusnya tidak menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan pada sekolah, tetapi ikut serta dalam mendidik anak.

Ia menegaskan bahwa mendidik anak merupakan tanggung jawab bersama. Sekarang tugasnya mencari bagaimana pendidikan yang relevan karena saat ini bangsa ini memerlukan siasat atau strategi.

"Anak sekarang cenderung tidak bisa fokus, sedikit narsisme sehingga hal ini memberikan tantangan sendiri bagi kita. Kita memerlukan beberapa strategi pengasuhan yang baik. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus terus meningkatkan kemampuan dan terus belajar bagaimana mengasuh dan mengembangkan anak," kata Harris.

Dalam kesempatan itu, Harris juga menyoroti tren para orang tua zaman sekarang yang cenderung mudah memberikan gawai dan internet pada anak.

Padahal di negara tempat pusatnya teknologi, yakni di San Francisco, Amerika Serikat, orang tua membatasi akses internet dan gawai pada anak.

"Ini yang perlu diperhatikan oleh orang tua, jangan beri gawai sejak dini. Suruh anak bermain di luar agar tumbuh kembangnya baik," kata Harris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement