REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh telah melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman. Ada yang menyebut bahwa pertemuan itu dilatarbelakangi kekecewaan Nasdem terhadap kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Namun, Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya membantah hal tersebut. Sebab, sejak awal Nasdem mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin tanpa syarat.
"Tidak seperti itu (kecewa dengan kabinet Jokowi). Nasdem dari awal adalah orang dalam (koalisi) Pak Jokowi," ujar Willy saat dikonfirmasi, Kamis (31/10).
Menurutnya, Nasdem menerima dengan segala keputusan Jokowi terkait kabinet dengan lapang dada. Sebab, hak tersebut merupakan hak prerogatif presiden.
"Sudah konsekuensi, baik pahit maupun getirnya kita terima," ujar Willy.
Willy menceritakan, Nasdem adalah partai yang telah mendukung Jokowi sejak 2014. Ketika partainya ingin bertemu PKS, Surya sudah terlebih dahulu memberitahu hal tersebut kepada Jokowi usai pelantikan presiden. "Jadi ada komunikasi, Nasdem benar-benar mengedepankan adab dalam berpolitik," ujar Willy.
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh melakukan pertemuan dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman. Keduanya saling berseloroh, bahwa Nasdem dan PKS tak menutup kemungkinan untuk berkoalisi pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020 dan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Kita tidak tahu itu kapan, tapi probability kemungkinan, teori kemungkinan itu kan di mana aja. Tetapi semuanya harus didatangi dengan pikiran yang sehat dan niat yang baik," ujar Surya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Sohibul Iman. Namun, menurutnya penyelenggaraan Pilkada 2020 dan Pilpres 2024 masih. jauh Sehingga keduanya sepakat untuk mengeluarkan tiga kesepahaman untuk demokrasi yang lebih baik.
"Insya Allah tapi dalam perjalanan, itu (berkoalisi) dapat menjadi agenda yg bisa kita bicarakan bersama," ujar Sohibul.