Rabu 23 Oct 2019 16:06 WIB

Petani Sigi Keluhkan Harga Tomat Anjlok

Harga tomat di tingkat produsen anjlok dari Rp 4.000/Kg menjadi Rp 2..500/Kg.

Petani memanen tomat di Desa Porame, Marawola, Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/10/2019).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Petani memanen tomat di Desa Porame, Marawola, Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (19/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Sejumlah petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengeluh harga komoditi hortikultura, khususnya buah tomat di tingkat produsen anjlok dari sebelumnya Rp 4.000/Kg kini menjadi Rp 2.500/Kg. Nemi, seorang petani tomat di Kecamatan Marawola, Kabupaten Sigi, Rabu (23/10), membenarkan harga tomat pembelian pedagang di sentra produksi terbilang anjlok.

Ini terjadi di saat petani sedang panen raya tomat. Dia mengatakan anjloknya harga tomat sangat merugikan petani karena biaya tanam dan perawatan cukup tinggi.

Baca Juga

Hal senada juga disampaikan Rosdiana, seorang petani tomat di Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Ia mengatakan turunnya harga dikarenakan produksi tomat melimpah dan permintaan pasar tetap.

Padahal, petani berharap saat musim panen raya, harga tomat paling tidak bertahan pada kisaran Rp 4.000/Kg. "Kalau harga tomat tidak turun dan bertahan pada level Rp 4.000/Kg, petani bisa untung lumayan," kata dia.

Produksi tomat pada panen kali ini meningkat cukup menggembirakan, padahal hampir enam bulan, wilayah Sigi dan sejumlah daerah lain di Sulteng dilanda musim kemarau panjang. Kemarau mengakibatkan banyak tanaman yang dikembangkan petani gagal panen karena kesulitan air.

Meski harga turun, namun petani masih tetap bergairah mengembangkan tomat karena merupakan tanaman jangka pendek yang tidak memerlukan banyak air. Kabupaten Sigi selama ini merupakan sentra produksi tanaman pangan dan hortikultura dan mensuplai kebutuhan masyarakat di Palu, Ibu Kota Provinsi Sulteng dan juga provinsi tetangga seperti Kalimantan, Gorontalo dan Manado (Sulut).

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Sigi, Mulyadi mengatakan petani terdampak bencana alam di daerah itu kini mulai bangkit lagi mengolah lahan pertanian meski belum maksimal. Yang terpenting, petani sudah ada semangat untuk kembali memanfaatkan lahan pertanian sekalipun masih terkendala irigasi sedang dalam perbaikan akibat rusak diterjang gempa bumi 7,4 SR yang terjadi pada 28 September 2018.

Data menunjukkan terdapat sekitar 7.000 hektare lahan pertanian di sejumlah wilayah di Kabupaten Sigi yang selama ini mendapatkan pasokan air dari irigasi Gumbasa. Irigasi Gumbasa saat gempa rusak total sehingga perlu waktu dua tahun untuk memperbaikinya.

Pemerintah menargetkan pekerjaan perbaikan irigasi Gumbasa yang melayani kebutuhan air petani di empat kecamatan di Sigi yakni Dolo, Sigibiromaru, Tanambulava dan Gumbasa bisa selesai di 2020. Sementara harga buah tomat di pasaran Kota Palu berkisar Rp 3.500/Kg.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement