Selasa 17 Sep 2019 03:00 WIB

Petani Pilih Biarkan Tomat Membusuk Akibat Harga Anjlok

Petani di Minahasa membiarkan tomat tidak dipetik karena harga jual sangat murah.

Red: Nur Aini
Tomat (Ilustrasi)
Foto: health.slides.kaboose.com
Tomat (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA -- Petani di Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara, membiarkan tomat membusuk dan tidak dipetik akibat harga yang sangat murah di pasaran.

"Kami membiarkan tomat tidak dipetik karena biaya produksi dengan harga jual sangat jauh, dan akan lebih merugikan petani," kata Yori P, petani tomat asal Langowan Minahasa, Senin (16/9).

Baca Juga

Dia mengatakan harga tomat di tingkat petani kian menurun sejak beberapa pekan terakhir. Sejumlah petani di Minahasa mengatakan harga tomat saat ini hanya Rp 2.000 per kilogram, karena harga jual di tingkat pedagang hanya Rp 3.000 per kg.

Harga tersebut anjlok sejak sebulan terakhir, padahal sebelumnya harga tomat di sentra perdagangan Kota Manado sempat mencapai Rp 12 ribu per kg. Ia juga tidak menampik fluktuasi harga kerap kali terjadi lantaran masa panen tomat cenderung bersamaan dengan pertanian luar daerah.

Anjloknya harga tomat menyebabkan para petani enggan untuk memanen tanamannya. Petani justru membiarkan buahnya memerah di ladang bahkan dibiarkan masyarakat sekitar untuk memetiknya.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Ronny Erungan mengatakan pihaknya akan terus melakukan pemantauan harga di pasar agar tetap stabil dan terkendali. Harus diakui, katanya, harga tomat turun karena produksi petani yang sangat banyak.

Biasanya, hukum pasar akan berlaku jika stok banyak pasti harga akan turun, dan sebaliknya jika stok kurang, pasti harga meningkat.

"Kami akan terus mengawasi dan memantau agar kebutuhan pokok masyarakat akan selalu terpenuhi, tidak terjadi kekosongan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement