Jumat 18 Oct 2019 13:22 WIB

Risma Daftarkan 'Jagoannya' di Pilkada Surabaya ke PDIP

Persiapan PDIP di Pilkada Surabaya sudah matang.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
Walikota Surabaya Tri Rismaharani
Foto: Antara
Walikota Surabaya Tri Rismaharani

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristyanto mengungkapkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini telah mendaftakan bakal calon wali kota Surabaya yang dijagokannya ke DPP PDIP. Namun demikian, Hasto enggan membocorkan identitasnya ke publik.

Hasto hanya mengatakan, orang tersebut dinilai Risma memiliki keselarasan visi dengan kepemimpinannya. "Sudah didaftarkan juga," kata Hasto saat menggelar konferensi pers di Kantor DPD PDIP Jatim, Jalan Kendangsari, Surabaya, Jumat (18/10).

Baca Juga

Hasto mengatakan, DPP PDI Perjuangan masih membuka pendaftaran hingga batas akhir pada Oktober 2019. Artinya, kata dia, masih ada kesempatan bagi kader-kader terbaik partai berlambang kepala banteng tersebut untuk mendaftar. Hingga nantinya akan diseleksi dan diputuskan siapa yang benar-benar layak maju.

"Kalau mau daftar di DPP masih dimungkinkan sampai Oktober. Karena kan April itu sudah pendaftaran calon di KPU," ujar Hasto.

Hasto mengatakan, persiapan PDI Perjuangan untuk Pilkada Surabaya 2020 Sudah sangat matang. Bahkan diakuinya sudah dilakukan pemetaan politik. Hasilnya, Kota Surabaya membutuhkan pemimpin yang senapas dengan Tri Rismaharini.

"Bukan pemimpin yang poco-poco. Di mana Ibu Risma menjadikan Surabaya maju, jangan kemudian yang menggantikan mundur, karena tidak memahami desain kemajuan kota Surabaya," kata Hasto.

Hasto menegaskan, pemimpin yang diperlukan Kota Pahlawan adalah seorang pemimpin yang senapas dengan Tri Rismaharini. Hasto melanjutkan, karena kedekatan Megawati Soekarnoputri dengan Risma, dimungkinan dalam dialog, Megawati akan mendengarkan masukan dari Risma tentang sosok yang layak diusung PDIP untuk Pilwali 2020.

"Karena kedekatan Ibu Mega dan Ibu Risma sudah sangat lama. Ibu Mega juga menjadi bagian arsitek pembangunan Surabaya karena intensnya dialog antara Ibu Mega dan Ibu Risma. Dalam dialog pasti ibu Mega akan mendengarkan masukan ibu Risma," kata Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement