REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Di jalan Braga, Kota Bandung, tepatnya di Gang Cikapundung, RW 08, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, berdiri coworking space atau ruang berbagi (pemberdayaan) antarmasyarakat dan lainnya. Keberadaannya diharapkan mampu meningkatkan keahlian masyarakat dan memberikan dampak ekonomi.
Coworking space Braga berada pada bangunan bekas sekolah yang kini tidak dipakai sejak tahun 2000 dengan luas area 30x15 meter persegi. Ruangan yang cukup luas ini disekat tiga bagian untuk difungsikan sebagai kantor RW, tempat latihan menari dan tempat menjahit dan tersedia beberapa mesin jahit CSR dari salahsatu BUMN.
Lokasi bangunan berhadapan langsung dengan masjid dan berada di lingkungan pemukiman warga. Jalan menuju ke lokasi dari bibir gang tidak terlalu jauh namun sedikit berkelok-kelok.
Ketua RW 08, Imam Sadikin bercerita jika sebagian bangunan tersebut merupakan kantor RW dan sebagiannya lagi sering digunakan tempat hajatan warga yang menikah. Namun kini tempat itu ditunjuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung sebagai coworking space.
"RW 08 ditunjuk dinas sebagai kampung wisata dan kreativitas. kemudian kita punya tempat memadai dan oke (digunakan coworking space). Sebelumnya belum ada," ujarnya saat ditemui di kantor RW 08, Kamis (17/10).
Kemudian katanya sejak satu bulan terakhir sudah dilakukan beberapa kegiatan. Ia mengatakan, beberapa pelatihan yang sudah berjalan selama satu pekan terakhir yaitu pelatihan menari, melukis, pelatihan bahasa Inggris untuk Tour Guide dan pembuatan figura serta membuat pakaian.
"Tadi Pak Wakil meninjau sebagai persiapan peresmian 2 November mendatang," katanya. Menurutnya, para peserta pelatihan adalah warga di Kelurahan Braga. Namun ke depan ruang tersebut bisa digunakan untuk warga kecamatan.
"Jadwal (pastinya) sementara ini belum ada sebab yang punya kecamatan. pelatih-pelatihnya dari luar seperti menari dan bahasa Inggris. Kalau pelatihan melukis dan pembuatan figura sama orang sini," katanya.
Dirinya mengaku bangunan yang awalnya milik Yipging, pengusaha mebel ini dihibahkan ke warga dan saat ini RW 08 hanya bertanggung jawab untuk mengurusi tempat. Namun yang bertanggung jawab secara keseluruhan adalah pihak Kecamatan.
Sebelum coworking space ada, menurutnya tidak ada aktivitas pemberdayaan yang dilakukan seperti pelatihan. Katanya, mayoritas penduduk RW 08 sebanyak 320 kepala keluarga ini berprofesi sebagai wiraswasta dibidang lukisan dan usaha sendiri.
Menurutnya, sebagian warga yang berprofesi sebagai pelukis pun lebih fokus mengembangkan bisnisnya. "Prospek ke depannya akan menambah wawasan berpikir masyarakat dan menambah ekonomi, kalau ini berjalan (coworking space). Karena ini kampung wisata dan kreativitas," katanya.
Nanti jalur masuk gang Cikapundung akan dibangun teras Braga dua lantai. Beberapa warung yang sekarang di pinggir gang akan dipindahkan ke lantai dua. Sehingga jalan menjadi lowong. Sementara di lantai dua akan digunakan untuk ruang berkumpul.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan keberadaan coworking space diharapkan bisa menjadi percontohan untuk kecamatan yang lain. Sebab katanya memanfaatkan balai RW, infrastruktur disiapkan untuk pelatihan pelatihan kepada warga.
"Di sini (Braga) kental dengan wisata, maka pelatihan pemandu wisata untuk masyarakat perlu. Selain itu, ada pelatihan budaya, salah satunya tari. Wisatawan butuh suguhan budaya seperti itu," katanya.
Di samping itu, akan dibangun teras Braga di jalur masuk gang Cikapundung sebagai bagian penataan kawasan Braga. Tujuannya agar lebih layak dan lebih baik menunjang wisata kuliner.
"Insyallah bisa mendongkrak pariwisata karena kawasan Braga punya potensi heritage," katanya.
Pedagang yang kini berjualan di sisi gang akan dipindahkan ke lantai dua teras Braga. Rencananya pembangunan akan dilaksanakan secepat mungkin.