Kamis 17 Oct 2019 08:28 WIB

Sah, Prabowo Resmi Nyatakan Gerindra Siap Masuk Kabinet

Komposisi menteri 55-45. Artinya, 55 persen menteri dari profesional dan sisanya parp

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan pidato politik pada acara Rapimnas dan Apel Kader Partai Gerindra di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/10).
Foto: Dessy Suciati Saputri
Prabowo Subianto dan Jokowi bertemu di istana, Jumat (11/10).

Keseimbangan Politik

Sedangkan, Presiden Joko Widodo mengungkapkan, masih akan ada muka-muka lama yang menduduki jabatan menteri dalam Kabinet Kerja jilid II. Namun, banyak juga menteri muka baru. "Ya ada lah. (Menteri) yang lama ada, (menteri) yang baru banyak," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka Jakarta, kemarin.

Presiden Jokowi mengungkapkan, komposisi menteri di periode kedua kepemimpinannya adalah 55-45. Artinya, akan ada 55 persen menteri dari kalangan profesional dan sisanya dari parpol.

Selain itu, Presiden Jokowi juga sempat berbicara soal calon menterinya yang akan diisi kalangan generasi muda, bahkan yang berusia di bawah 30 tahun. "Belum dihitung persentasenya," jawab Presiden kepada wartawan saat ditanyakan berapa persentase wajah baru dan wajah lama dalam kabinet.

Presiden Jokowi berjanji akan segera mengumumkan nama menteri kabinetnya setelah dilantik pada 20 Oktober 2019 nanti. "Pengumuman ya secepatnya setelah pelantikan. Nomenklatur (kementerian) juga ada yang baru," ungkap Presiden.

Presiden juga sempat mengindikasikan akan membuka ruang kepada kubu oposisi untuk bergabung dalam kabinet. Hal itu ia sampaikan selepas bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, pekan lalu.

Pimpinan sejumlah parpol pendukung Jokowi-Ma’ruf pada pilpres lalu, seperti Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, juga telah ditemui Prabowo. Masing-masing menyatakan bahwa isi kabinet merupakan hak prerogatif presiden terpilih.

Meski begitu, para petinggi parpol tersebut juga menyiratkan keinginan agar parpol pendukung diprioritaskan. "Golkar menginginkan supaya partai koalisi yang sudah bekerja keras lebih diprioritaskan," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzilly, Rabu (16/10).

Ace menampik bahwa Golkar khawatir jatah menteri dalam kabinet berkurang. Namun, Ace beralasan, pemerintahan yang sehat tetap membutuhkan oposisi.

"Sebetulnya bukan soal jatah-jatahan. Kita ingin agar demokrasi kita ini betul-betul dibangun berdasarkan sistem politik yang sehat dan ada keseimbangan politik check and balances. Masa, semuanya harus masuk dalam kekuasaan pemerintahan?" kata dia. n nawir arsyad akbar/dessy suciati saputri/arif satrio nugroho ed: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement