Ahad 13 Oct 2019 19:01 WIB

Berada di Zona Subduksi Membuat Indonesia Rawan Gempa

Karena berada di zona subduksi, masyarakat diimbau selalu menyiapkan diri.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Bangunan yang rusak akibat gempa bumi. Ilustrasi
Foto: Antara/Zabur Karuru
Bangunan yang rusak akibat gempa bumi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto mengatakan gempa yang kerap dirasakan masyarakat belakangan dapat dikatakan sebagai hal yang normal terjadi. Sebab, sebagian besar wilayah Indonesia berada di zona subduksi.

"Sehingga kemudian ada megathrust yg besar antara lempeng, kerak benua dan samudera," kata Eko saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (13/10).

Hal tersebut, lanjut dia akhirnya menyebabkan adanya retakan-retakan di kulit bumi di Indonesia. Ketika energi terkumpul di retakan tersebut bergerak maka akan terjadi gempa dengan frekuensi yang relatif tinggi.

Ia menuturkan, apabila melihat data statistik gempa di Indonesia setiap tahunnya maka gempa yang belakangan sering terjadi bukanlah sesuatu yang berbeda. "Katakanlah gempa-gempa dengan skala lima sekalipun di Indonesia itu rata-rata setahun bisa terjadi 400 kali. Malah hampir 500. Artinya kalau dari kejadian statistik rata-rata itu memang seperti itu," kata dia menjelaskan.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan, dengan kondisi Indonesia yang seperti itu, masyarakat harus menyiapkan diri. Ia menjelaskan, setidaknya di setiap rumah harus disiapkan satu tempat khusus yang aman apabila terjadi gempa.

Ia menjelaskan, memang sebaiknya satu rumah memiliki ruang khusus untuk menyelamatkan diri dari gempa. Namun, cara lain yang lebih sederhana adalah menyiapkan perabot yang tahan gempa seperti tempat tidur atau meja yang kokoh.

Ketika gempa terjadi dan tidak memungkinkan untuk keluar, maka berlindung di bawah meja atau tempat tidur bisa menjadi solusi. Ia mencontohkan, meja makan yang kaki-kakinya diperkuat bisa menjadi penyelamat pada saat gempa.

"Apakah itu meja makan yang kemudian kaki-kakinya sudah diperkuat sehingga bisa untuk berlindung. Nah itu yang paling mudah yang bisa dilakukan oleh masyarakat," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement