Jumat 11 Oct 2019 10:05 WIB

Isak Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Alamsyah Akbar

Alamsyah Akbar merupakan korban demonstrasi yang mengalami cedera kepala berat.

Ilustrasi Demontrasi
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Demontrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Isak tangis ibu dan kakak almarhum Alamsyah Akbar mengiringi prosesi pemakaman korban demo pelajar di DPR RI itu di TPU Wakaf belakang Seskoal, Kelurahan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat. Tepat pukul 08.35 WIB jenazah Akbar dimasukkan ke liang lahat.

Pemakaman dilakukan pihak keluarga disaksikan oleh warga dan tetangga. Sebelum dimakamkan, jenazah Akbar dishalatkan terlebih dahulu di Masjid Roudhatul Jannah, tak jauh dari lokasi TPU.

Baca Juga

Jenazah Akbar disemayamkan di rumah pamannya bernama Matle di Jalan Masjid RT 11 RW 05, Kelurahan Cipulir, Jakarta Selatan. Selain keluarga dan warga, pemakaman juga dihadiri oleh rekan-rekan korban dari sekolahnya.

Ibu korban Rosminah, ayahnya Yanuar, dan kakak kandung almarhum, Fitri, tak kuasa menahan tangis ketika jenazah dimasukan ke liang lahat. Usai diazankan dan diiqomatkan, jenazah remaja berusia 19 tahun itu kemudian dikebumikan.

Korban demo pelajar Alamsyah Akbar telah meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Kamis (10/10) petang.

"Sekitar pukul 17.00 WIB," ujar Rosminah saat dihubungi lewat sambungan telepon.

Rosminah mengatakan tidak mengetahui penyebab meninggalnya sang anak.

"Saya kurang terlalu tahu. Saya datang ternyata sudah meninggal," kata Rosminah dengan suara bergetar.

Demo pelajar di DPR RI yang berakhir ricuh pada Kamis (26/9) menyebabkan banyak korban berjatuhan, baik dari sisi pendemo maupun petugas keamanan. Salah satu yang menjadi korban dalam demo pelajar tersebut adalah Alamsyah Akbar yang belakangan dirawat intensif di Cardiac Intensive Care Unit RSPAD Gatot Subroto.

Akbar diketahui mengalami retak pada tempurung kepala dan sempat menjalani operasi di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Keberadaan Akbar sempat tidak diketahui pascademo pelajar tanggal 25 September 2019 dan baru diketahui pada 28 September 2019 dalam kondisi koma di rumah sakit.

Menurut sang bunda, ia sempat melarang anaknya untuk pergi menonton demo di kawasan DPR RI, Senayan, Jakarta, pada 25 September 2019. Meski sudah diperingatkan oleh Rosminah, Alam yang penasaran terhadap situasi demo ricuh saat itu tetap berangkat bersama dua temannya.

"Saya sudah bilang ke dia (Alam) jangan kemana-mana, apalagi ke daerah Slipi dan Palmerah bahaya nak," kata Rosminah saat ditemui di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu.

Rosminah mengatakan, anaknya pergi ke kawasan Slipi pada pukul 23.00 WIB menggunakan sepeda motor. Ia mengatakan, berdasarkan cerita teman anaknya, Alam dan rekan-rekannya dihampiri aparat keamanan dari arah belakang.

Mereka bertiga akhirnya berpencar. Salah satu temannya yang berhasil meloloskan diri ke masjid terdekat mengaku sempat ditendang oleh oknum aparat.

"Nah ada temennya yang sempet kena injek lalu kabur dan anak saya itu tiba-tiba hilang," kata Rosminah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement