REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Putri (30) salah seorang perantau Minang yang menjadi korban luka cukup parah saat tragedi Wamena akhirnya tiba di Kota Padang. Putri mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pada Kamis (10/10) pukul 17.45 WIB. Putri sejak tadi pagi terbang dari Bandara Sentani Jayapura didampingi oleh dua orang petugas.
"Senang sekali akhirnya saya tiba di kampung halaman," kata Putri kepada awak media di pintu kedatangan domestik BIM.
Putri mendarat didampingi dua orang dari Ikatan Keluarga Minang Papua. Kedatangan Putri disambut Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dan juga oleh sanak keluarga Putri dari Kabupaten Pesisir Selatan.
Keluarga besar yang menyambut putri menangis berurai air mata memeluk ibu satu anak itu begitu keluar dari pintu kedatangan BIM. Putri pun ikut menangis karena bahagia ia kini sudah bersama keluarga besar. Putri duduk di kursi roda karena tubuhnya belum kuat untuk berjalan.
Putri diketahui mengalami luka di bagian lengan, dada kiri, bahu kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri karena terkena tancapan anak panah yang ditembakkan oknum perusuh di Wamena. Sebagian wajah putri juga mengalami luka bakar yang terlihat mulai mengering.
Usai mengalami kejadian naas di Wamena, Putri yang merupakan pedagang barang harian itu sempat dirawat di RSUD Wamena. Kemudian ia melanjutkan pengobatan di Jayapura.
Sekarang Putri akan melanjutkan pengobatan di Rumah Sakit Umum Pusat M Djamil Padang dengan biaya yang akan ditanggung oleh Pemprov Sumbar. "Lengan Putri harus dioperasi ulang nanti di M Djamil karena pengobatan di Jayapura belum maksimal," ujar Nasrul Abit.
Namun Putri sempat berujar bahwa bisa sampai dan kembali menghirup udara Ranah Minang membuat dirinya merasa sudah sembuh. Karena ia kini sudah berkumpul bersama keluarga besar yang akan menjaganya.
"Bisa ketemu keluarga, saya rasanya sudah tidak merasakan sakit. Ingin segera pulang saja ke Pesisir Selatan," ucap Putri.
Putri bertekad akan melanjutkan sisa hidupnya di Pesisir Selatan. Putri tak mau lagi kembalie Wamena, Papua walau sejumlah asetnya masih di sana. Putri kini menghadapi sisa hidup tanpa suaminya Syafriyanto (36) dan anaknya Rizki (4) yang harus meregang nyawa akibat tragedi Wamena.
"Tidak akan lagi pergi ke Papua. Anak saya dan suami saya tidak ada lagi. Jadi apa yang saya cari di sana. Kios-kios kita semua telah dibakar," ucap Putri.
Jenazah Syafriyanto dan Rizki sudah sejak Kamis (26/9) lalu dipulangkan ke Pesisir Selatan oleh Pemda Papua. Keduanya saat itu dipulangkan bersama enam jenazah lain yang sama-sama berasal dari Pesisir Selatan.
Putri baru empat tahun merantau ke Papua sejak ia menikah dengan Syafriyanto. Putri ikut suaminya yang sudah dua tahun merantau ke Wamena sebelum mereka menikah. Di tahun pertama pernikahan keduanya, mereka dikaruniai Rizki. Rizki dan Syafriyanto tidak dapat keluar hidup-hidup dari Wamena terjebak di tengah kerusuhan. Sementara Putri bisa selamat karena ia mampu bertahan walau sudah mendapatkan luka tembak anak panah dan terbakar api.