REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit Pelaksana Kebersihan (UPK) Badan Air Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat mencatat sebanyak 156 truk sampah berukuran besar dikerahkan untuk mengangkut sampah dari Pintu Air Manggarai hingga Rabu malam (9/10). Sebanyak tiga truk ukuran besar bermuatan sampah Kali Ciliwung dari Pintu Air Manggarai ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi.

"Jumlah tersebut setara dengan 4.680 ton jika satu truk memuat 30 ton dan terus bertambah pada hari kedua setelah Jakarta diguyur hujan," Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) Unit Pelaksanaan Kebersihan (UPK) Badan Air Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Pusat,Rohmat saat ditemui di lokasi, Kamis (10/10).

Rohmat mengatakan, pengangkutan sampah dilanjutkan karena sampah dari hulu Kali Ciliwung masih terus berdatangan. Pengangkutan sampah pada hari kedua pascahujan di Pintu Air Manggarai mulai kembali dilakukan pada pukul 09.00 WIB.

Petugas gabungan UPK Badan Air turut menurunkan satu buah eskavator ke Jalan Tambak di dekat saluran Kali Ciliwung untuk mengarahkan sampah kayu yang menumpuk menuju Pintu Air Manggarai. Hingga saat ini, proses pengangkutan sampah- sampah kayu masih terus dilakukan oleh petugas untuk selanjutnya dikeringkan di Penampungan Sementara di Jalan Perintis Kemerdekaan.

Sampah-sampah itu nantinya akan dikirimkan ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Hingga berita ini diturunkan, status Pintu Air Manggaraisiaga IV dengan ketinggian air 630 cm.

Sebelumnya, Kepala UPK Badan Air Manggarai Yayat Supriyatna mengatakan petugasnya telah bersiap selama satu bulan terakhir jika terjadi kenaikan dari Bendung Katulampa, Rabu (9/10). Petugas di Pintu Air Manggarai juga sudah berjaga jika status air di Bendung Katulampa naik menjadi siaga III.

Ikuti Whatsapp Channel Republika