REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam berbagai ikatan mahasiswa, di antaranya Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) tiba di kawasan Patung Arjunawiwaha atau Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (2/10). Mereka berencana long march menuju Istana Negara.
“Rencana kita nanti long march ke Istana. Tapi jalan sudah ditutup di Patung Kuda. Rencananya ratusan, ini baru massa dari Bandung dan sekitarnya, 50 orang dari KAMMI Jawa Barat,” ujar Wahid Ihwan, koordinator KAMMI Jawa Barat, Rabu.
Wahid mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk menyampaikan sejumlah kritikan, termasuk cara pemerintah yang dinilai lambat dalam menangani kebakaran hutan. Hal senada juga disampaikan Ketua Departemen Kaderisasi Pimpinan Pusat KMHDI, I Gede Hendra Juliana. Menurut dia, pemerintah hanya menangkap pelaku kecil, bukan pelaku utama.
Selain kebakaran hutan, Gede juga mengatakan aksi tersebut menyuarakan persoalan di Papua yang penyelesaiannya dirasa tidak kelas. “Pemerintah masih menyelesaikan dengan cara militer, padahal bisa demokratis,” ujar Gede.
Tidak hanya itu, KMHDI juga meminta pemerintah untuk meninjau kembali RKUHP. “Walaupun sudah ditunda pengesahannya, kami meminta pemerintah untuk meninjau kembali karena banyak sekali undang-undang yang tidak demokratis. Pasal penghinaan presiden dihidupkan kembali, ini bertentangan dengan demokrasi,” ujar dia.
KMHDI juga menagih janji presiden untuk menyelesaikan kasus korupsi dan mendesak KPK menyelesaikan kasus mega proyek. “Aksi bersama ini kita akan menuju Istana, mengepung Istana. Kalau hari ini tidak diberikan akses memberikan suara, berarti presiden benar-benar antikritik,” ujar Gede.