Rabu 02 Oct 2019 14:16 WIB

Pemerintah Bangun Fasilitas Mewah di Danau Toba

percepatan pembangunan kawasan Danau Toba akan melibatkan anak bangsa.

 Pelebaran alur Tano Ponggol di Danau Toba (ilustrasi)
Foto: Kementerian PUPR
Pelebaran alur Tano Ponggol di Danau Toba (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOBASA -- Pemerintah Indonesia melalui Badan Otoritas Pariwisata Danau Toba (BOPDT) akan melaksanakan ground breaking percepatan pembangunan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba di lahan otorita di Kecamata Ajibata, Kabupaten Toba Samosir. "Terkait rencana ground breaking di lahan zona otorita, kita rencanakan tanggal 10 Oktober 2019. Walau masih dalam tahap pematangan rencana tersebut, termasuk konfirmasi para menteri," kata Dirut BOPDT, Arie Prasetyo melalui siaran pers di Medan, Rabu (2/10).

Arie menjelaskan pelaksanaan ground breaking itu ada lima sub acara dan satu para event akan digelar pada pekan depan. Untuk para event, BOPDT akan menggelar acara adat, akan dihadiri ratusan masyarakat setempat.

Baca Juga

"Saya bicara para event, akan melakukan acara adat. Akan dilakukan satu atau dua hari sebelum ground breaking akan mengundang seluruh masyarakat untuk sama-sama di situ membahas dan mendukung percepatan pembangunan Danau Toba," jelas Arie.

Di ground breaking ini, Arie mengungkapkan penetapan komitmen Pemerintah Indonesia dalam percepatan pembangunan destinasi super prioritas Danau Toba dengan pembangunan infrastruktur seperti membangun akses atau jalan, terlebih dahulu di kawasan lahan otorita tersebut.

"Yang kita tahu, sedang dibangun jalan akses tersebut, 1,9 kilo meter dan terus dikerjakan Kementerian PUPR tahun 2020 dan seterusnya. Untuk memastikan para mitra yang akan membangun fasilitas-fasilitas seperti hotel, komersial, rumah sakit dan sebagiannya," kata Arie.

Yang kedua, akan dilakukan penandatangan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan mitra dalam pengerjaan pembangunan fasilitas pariwisata di Danau Toba berstandar internasional di lahan otorita‎ itu. "Kita sedang memantangkan draf perjanjiannya dengan para mitra tersebut dan hampir dipastikan 100 persen lokal artinya, orang Indonesia yang akan memulai pembangunan ini," ujarArie.

Ia menjelaskan percepatan pembangunan kawasan Danau terbesar di Asia Tenggara itu, akan melibatkan anak bangsa. Hal ini, menunjukkan kepada mata dunia masyarakat Indonesia mampu membangun objek wisata berstandar internasional, sesuai dengan pasar pariwisata internasional saat ini.

"Kenapa tidak orang asing, kita ingin orang Indonesia dulu yang membangun ini sehingga dampaknya bagus bagi dunia internasional. Karena, membuktikan kita membangun duluan dan masuk mitra-mitra internasional untuk membangun Danau Toba ke depannya dengan total 386,7 hektare," jelasnya.

Yang ketiga, para menteri tersebut akan menggelar peletakan batu pertama pembangunan hotel berbintang lima pada ‎ground breaking di lahan otorita. Dengan itu, penandaan pembangunan kawasan Danau Toba dimulai.

"Dengan pembangunan hotel pertama di lahan otorita yang harapannya segera selesai sehingga infrastruktur dibangun pemerintah mendapatkan sambutan positif dari mitra. Artinya, pembangunan Danau Toba ini menunjukkan gerakan yang positif. Ada investasi yang masuk dan tidak melulu pemerintah yang bangun," katanya.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement