Senin 30 Sep 2019 15:09 WIB

Massa Mahasiswa dan Pelajar Mulai Penuhi Flyover Slipi

Massa berusaha mendekat ke Gedung DPR/MPR RI.

Polisi mendata pelajar yang diamankan saat akan menuju Gedung DPR/MPR Jakarta untuk mengikuti aksi unjuk rasa, di Polres Bogor, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9/2019). Polres Bogor mengamankan 174 pelajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan selanjutnya akan dikembalikan ke pihak sekolah masing-masing.
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Polisi mendata pelajar yang diamankan saat akan menuju Gedung DPR/MPR Jakarta untuk mengikuti aksi unjuk rasa, di Polres Bogor, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Senin (30/9/2019). Polres Bogor mengamankan 174 pelajar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dan selanjutnya akan dikembalikan ke pihak sekolah masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa pelajar yang terdiri dari tingkat pendidikan tinggi hingga sekolah menengah atas sederajat memenuhi kawasan flyover Slipi untuk melakukan demo di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Senin (30/9). Mereka menyanyikan lagu, "Buka buka buka pintunya," kata para pendemo.

Para mahasiswa terlihat menggunakan almamater berwarna hijau, dan ada juga siswa- siswa pelajar yang menggunakan seragam putih abu- abu. Mereka berusaha membongkar barrier kawat yang telah dipasang oleh kepolisian.

Baca Juga

Delapan orang mahasiswa berhasil meringsek masuk melewati kawat barrier pertama. Sambil melakukan orasi menggunakan pengeras suara.

"Kami minta bukan barrier-nya, kami cuma mau menyampaikan kepada DPR. Jangan dihalangi, memangnya mereka bisa dengar suara kami dari sini," kata koordinator lapangan yang merupakan mahasiswa yang menggunakan almamater hijau diketahui mereka berasal dari UT BSI Ibnu Chaldun.

Berdasarkan pantauan Antara, terdapat massa yang masih berusia di bawah umur dan menggunakan pakaian dengan lambang OSIS SMP (Sekolah Menengah Pertama). Seperti yang diketahui, dalam satu pekan terakhir telah terjadi demo yang diinisiasi oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.

Mereka menuntut 7 hal dengan tuntutan utama menolak RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan. Selain itu mereka mendesak UU KPK dan UU SDA dibatalkan serta disahkannya RUU PKS dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement