REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Posko SAR untuk pencarian pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC telah menyiapkan personel SAR gabungan maupun peralatan pendukung guna mengevakuasi para awak dan penumpang pesawat nahas tersebut. Pesawat milik PT Carpediem Air hilang kontak di Papua sejak Rabu (18/9).
Komandan Pangkalan TNI AU Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto mengatakan, personel SAR gabungan yang akan diterjunkan untuk evakuasi para korban pesawat hilang kontak itu terdiri atas Basarnas Timika, TNI AU, TNI AD dan Brimob Polri. Pada pencarian hari kedua, Kamis (19/9), jumlah personel SAR gabungan yang dilibatkan sebanyak 26 orang.
"Personel yang akan diberangkatkan esok pagi kekuatannya sama dengan tadi pagi. Kami hanya mendapatkan tambahan satu armada pesawat yaitu pesawat CN 235 dari TNI AU," kata Letkol Sugeng di Timika, Kamis.
Ia mengatakan semua kegiatan dan rencana evakuasi para korban telah dipersiapkan, namun disesuaikan dengan kondisi medan geografis di mana pesawat nahas itu bersama awak dan penumpang pesawat ditemukan. Sebisa mungkin awak pesawat dan penumpang yang dapat dievakuasi dengan menggunakan helikopter ke Timika.
"Proses evakuasi tergantung tempat mereka ditemukan apakah di ketinggian 14.200 kaki atau berada di ketinggian 6.000 kaki atau 8.000 kaki, nanti kita lihat apakah tempat itu bisa didarati oleh helikopter atau tidak. Jika tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan helikopter maka kami sudah menyiapkan peralatan untuk menurunkan tim evakuasi," jelas Letkol Sugeng.
Posko SAR Timika juga telah berkoordinasi dengan pihak maskapai yang memiliki armada helikopter di Timika untuk membantu melakukan evakuasi para korban dari lokasi kecelakaan pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC ke Bandara Mozes Kilangin Timika.
"Semua sudah kami hubungi dan menyanggupi untuk mendukung proses evakuasi para korban," kata Letkol Sugeng.
Sasaran pencarian pada Jumat (20/9), katanya, dipusatkan pada koordinat 04 derajat 10.65 menit lintang selatan dan 137 derajat 24.48 menit bujur timur. Lokasi itu tepatnya pada jarak 37,5 notical mile pada arah 56 derajat dari Timika.
Titik ini terbaca pada spider track yang ada di pabrik pesawat (pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC buatan Kanada) maupun yang ada di maskapai.
"Dari titik ini diperkirakan jarak 5 mile lintasan pesawat ke depan. Di situlah terjadinya kecelakaan atau hilang kontaknya pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC, apakah pesawat tersebut mendarat darurat atau mengalami crash, itu belum bisa kami pastikan. Yang jelas di lokasi itu ada pegunungan tinggi sekitar 14.200 kaki," jelas Letkol Sugeng.
Pesawat Twin Otter DHC6-400 PK-CDC dinyatakan hilang kontak dalam penerbangan dari Timika menuju Ilaga, Kabupaten Puncak pada Rabu (18/9) pukul 10.56 WIT. Pesawat tersebut dikemudikan Kapten Pilot Dasep Ishak dengan Copilot Yudra Tetuko dan mekanik Ujang Suhendar membawa serta seorang penumpang yaitu Bharada Hadi Utomo yang merupakan anggota Brimob.
Pesawat nahas tersebut diketahui mengangkut beras bulog dari Timika ke Ilaga dengan kapasitas muatan mencapai 1.700 kilogram.