Ahad 15 Sep 2019 16:50 WIB

Seren Taun, Acara Adat Sukabumi yang Sedot Pengunjung

Seren tuan digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen padi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Upacara adat seren taun di Kasepuhan Adat Cipta Mulya Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Ahad (15/9).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Upacara adat seren taun di Kasepuhan Adat Cipta Mulya Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Ahad (15/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Acara adat seren taun di Kasepuhan Adat Cipta Mulya di Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat kembali digelar, Ahad (15/9). Upacara tersebut digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen padi yang masih bisa dilakukan meskipun saat ini masih musim kemarau.

Kegiatan yang digelar setiap tahun ini menyedot perhatian warga baik lokal Sukabumi maupun dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri. Dalam acara adat ini diperlihatkan warga membawa hasil panen yang dibawa ke Leuit (Lumbung) Si Jimat di komplek Kasepuhan Adat Cipta Mulya.

Seren taun di lakukan di kasepuhan adat yang berada di selatan Sukabumi yang merupakan bagian dari Kesatuan Masyarakat Adat Banten Kidul. Rangkaiaan kegiatan seren taun dilakukan sejak Jumat (13/9) dan mencapai puncaknya pada Ahad (15/9).

Dalam acara itu digelar pementasan kesenian gondang dan wayang golek. Puncaknya pada Ahad digelar upacara adat seren taun, warga membawa hasil panen untuk disimpan di lumbung padi Leuit Sijimat dan nantinya padi yang disimpan ini nantinya akan digunakan oleh warga sebagai benih untuk musim tanam berikutnya.

‘’Seren taun di kasepuhan ini untuk mensyukuri hasil menanam padi dari tahun ke tahun,’’ ujar Pimpinan Kasepuhan Adat Cipta Mulya E Suhendri Wijaya atau sering disebut Abah Hendri di sela-sela upacara adat seren taun. Kegiatan ini sebagai upaya menjaga nilai budaya yang menjadi kearifan lokal.

Terutama dalam menanam padi baik di ladang maupun sawah. Abah Hendri menambahkan, seren taun merupakan sarana puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena selama ini warga telah diberikan kenikmatan dan kebarokahan.

 

‘’Tanah subur makmur dan menghasilkan panen yang dirasakan masyarakat,’’ ujar Abah Hendri. Sehingga kegiatan cocok tanam berjalan dengan lancar dan tidak ada gangguan.

 

Meskipun kata Abah Hendri, hasil panen padi pada tahun ini memang terpengaruh dengan kondisi cuaca yakni kemarau. Namun penurunan ini hanya sedikit sehingga para warga tidak terlalu merugi.

 

Selain seren taun ungkap Abah Hendri, ada acara lainnya sebelum puncak seren taun yakni menanam padi atau ngaseuk yang artinya padi tumbu satu minggu. Kegiatan lainnya yakni ritual pare mapag bare beukah dan detik-detik akan panen atau padi digelar ritual mengambil padi. Terakhir puncaknya syukuran seren taun.

 

Seren taun yang digelar di Kasepuhan Adat Cipta Mulya ini mendapatkan perhatian tidak hanya warga lokal melainkan dari luar daerah hingga luar negeri. Mereka datang ke daerah kasepuhan Adat Cipta Mulya dan menginap di rumah-rumah warga yang berada di kawasan tersebut.

Salah satunya Yeni S (38) warga Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi yang datang melihat upacara adat serentaun. ''Acara adat yang menarik, sebagai rasa syukur atas hasil panen,'' ujar dia yang baru pertama kali melihat acara adat serentaun.

Menurut Yeni, acara ini dikemas cukup menarik. Misalnya acara kesenian lais yang menampilkan seorang lelaki yang bergelantungan di atas tali yang membuat berdebar-debar warga yang menontonnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement