Kamis 12 Sep 2019 19:05 WIB

Atap Nyaris Ambruk, Siswa SD di Tasik Belajar Lesehan

Siswa SDN di Tasikmalaya terpaksa harus belajar lesehatan.

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com

TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM--Siswa Sekolah Dasar Negeri Pasirhuni 2, Kampung Cipaheuteun, Desa Pasirhuni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya terpaksa harus belajar lesehatan. Hal ini karena adanya bambu yang menjulang ditengah ruangan kelas. Bambu dipasang bukan tanpa alasan, melainkan untuk menyangga atap ruang kelas yang nyaris ambruk.

Selain atap ruang kelas 4 yang nyaris ambruk sehingga harus disangga menggunakan bambu, retakan menganga juga terlihat di dinding ruas kelas 3. Akibatnya, siswa terpaksa harus belajar dengan dihantui kekhawatiran.

Kepala SDN 2 Pasirhuni Iin sutisna mengatakan, kondisi kerusakan ruang kelas membuat guru khawatir dengan kondisi anak didiknya saat melakukan kegiatan belajar. Kerusakan ruang kelas memang sudah bertahun tahun, namun kerusakan semakin parah saat gempa dengan magnitudo 4,5 melanda wilayah Tasikmalaya pada Juli lalu.

“Pasti ada rasa khawatir dengan keselamatan para anak didik. Mereka terpaksa bersekolah di ruang kelas yang kondisinya memprihatinkan,” ujar Iin, Kamis (12/9/2019).

Iin mengaku, berbagai upaya telah ditempuh pihak sekolah dengan mengajukan rehabilitasi sekolah ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya sejak tiga tahun terakhir.

Bahkan kata Iin, sudah ada beberapa konsultan bahkan perwakilan dari pemerintah kabupaten Tasikmalaya melalui Dinas Pendidikan sendiri pernah berkunjung dan melihat kondisi ruangan kelas yang hampir ambruk tersebut.

“Pengajuan kepada dinas terkait sudah dilakukan, dan berharap pemerintah daerah peduli dengan kondisi sekolah yang nyaris ambruk ini. Kasian anak-anak tidak nyaman belajar di ruangan seperti ini,” kata Iin.

Menurut Iin, jika tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan ruang kelas itu akan roboh dan menimpa para siswa dan guru yang melakukan aktivitas belajar mengajar di kelas. Seharusnya dengan kondisi bangunan yang hampir roboh seperti itu, bisa menjadi perhatian penuh pemerintah karena keberadaan sarana pendidikan itu merupakan wadah membina masa depan anak bangsa

“Mau tidak mau para murid masih memakai ruangan kelas 4 ini, karena kami tidak memiliki ruang lain untuk kami tempati,” pungkas Iin.

Ditemui ditempat yang sama, Ridwan siswa kelas 4 mengatakan, ia tidak nyaman harus belajar dengan lesehan. Karena sering merasakan pegal dibagian punggung. Tidak hanya itu, Ridwan takut sewaktu-waktu bambu peyangga patah dan atap ambruk menimpa siswa.

"Takut pak, takutnya ambruk. Apalagi kalau sedang belajar sering ketakutan, " ungkap Ridwan.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement