Selasa 10 Sep 2019 16:44 WIB

Kabut Asap, Tiga Siswi SMA Kalbar Dilarikan ke Puskesmas

Sekolah di Kalbar belum diliburkan meski kabut asap semakin pekat.

Dua kapal melintasi Sungai Kapuas yang diselimuti kabut asap pekat di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (9/9/2019). Berdasarkan pengolahan data LAPAN per 9 September, terdapat 572 titik api yang tersebar di 14 kabupaten/kota di wilayah Kalbar hingga menimbulkan kabut asap pekat yang melanda Kota Pontianak.
Foto: Rana Larasati/Antara
Dua kapal melintasi Sungai Kapuas yang diselimuti kabut asap pekat di Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (9/9/2019). Berdasarkan pengolahan data LAPAN per 9 September, terdapat 572 titik api yang tersebar di 14 kabupaten/kota di wilayah Kalbar hingga menimbulkan kabut asap pekat yang melanda Kota Pontianak.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Sebanyak tiga siswi SMAN 1 Sukadana, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar, dilarikan ke puskesmas terdekat setelah menderita gangguan saluran pernapasan. Keluhan kesehatan mereka terjadi menyusul pekatnya kabut asap akhir-akhir ini.

"Hari ini tiga siswi SMAN 1 Sukadana dirawat di Puskesmas Sukadana karena sesak napas," kata Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kayong Utara Almustahar saat dihubungi di Sukadana, Kayong Utara, Selasa.

Baca Juga

Berdasarkan laporan yang ia terima, lebih dari 100 siswa SMAN 1 Seponti, Kabupaten Kayong Utara, terserang gejala infeksi saluran napas akut. Para siswa terpantau mengalami batuk, bersin, pilek, nyeri tenggorokan, dan sesak napas.

Menurut dia, kondisi kabut asap yang semakin parah berdampak pada banyak siswa dan guru terserang penyakit pernapasan. Situasi saat ini pun sudah tidak memungkinkan untuk meneruskan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

"Karena asap sudah masuk sampai dalam ruangan guru dan kelas sekarang," kata dia.

Ia berharap, pemerintah daerah dan provinsi segera melakukan tindakan cepat atas kabut asap yang semakin parah. Beberapa langkah yang dinantikan ialah meliburkan kegiatan belajar dan mengajar, membagikan masker, dan melakukan pemeriksaan dan pengobatan kepada siswa dan masyarakat umum.

"Saya sudah lapor ke dinas provinsi sejak minggu lalu namun belum ada instruksi lanjutan terkait hal tersebut selain disarankan untuk melakukan kegiatan di dalam ruangan saja, namun melihat situasi sekarang belajar di dalam ruangan pun sudah tidak memungkinkan," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement