Selasa 10 Sep 2019 05:39 WIB

SBY: The Winner Takes It All Sering tak Cocok di Politik

SBY mengatakan kompromi dan konsensus yang adil dan membangun bukan cara buruk.

Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan pidato pada Malam Kontemplasi di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan pidato pada Malam Kontemplasi di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, CIKEAS -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan prinsip the winner takes it all dalam politik seringkali tidak cocok dengan bangsa yang majemuk. Di arena kehidupan politik, ada pula yang harus dijaga secara bersama.

Menurut dia demokrasi tak harus selalu diwarnai dan diselesaikan dengan one person one vote, tetapi ada semangat yang lain. Ia menambahkan kompromi dan konsensus yang adil dan membangun bukanlah jalan dan cara yang buruk.

Baca Juga

"Prinsip the winner takes it all yang ekstrim, seringkali tidak cocok dengan semangat kekeluargaan dan keterwakilan bagi masyarakat dan bangsa yang majemuk," ujar SBY dalam pidato kontemplasinya, yang dilakukan di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Senin (9/9).

Ia menekankan esensinya ke depan, politik di Tanah Air harus makin menjadi politik yang baik bagi bangsa yang majemuk, yang juga menganut sistem demokrasi multi partai. Dia mengatakan politik bangsa harus semakin guyub, inklusif, dan teduh.

Dia berpandangan nilai-nilai dan perilaku kehidupan seperti itulah, yang mesti dibangun dan dimekarkan di negeri ini. "Jika sungguh kita lakukan, insya Allah, kita akan benar-benar bisa menghadirkan 'masyarakat yang baik', 'ekonomi yang baik' dan 'politik yang baik'," kata dia.

Kemarin, Presiden keenam Indonesia itu berulang tahun ke-70. Awalnya, SBY mengatakan para pendiri republik menggariskan suatu cita-cita besar untuk membangun masyarakat dan bangsa yang adil dan makmur.

Menurut SBY, nilai dan perilaku kehidupan penting yang mesti dianut bagsa ini adalah berikhtiar seraya bergandengan tangan, agar bisa makmur bersama-sama. "Kalau semua makmur, semua sejahtera, rasa keadilan akan datang dan bersemi dinegeri ini," kata dia.

Ia mengatakan secara realistik kemakmuran dan kesejahteraan rakyat tercipta apabila yang miskin semakin berkurang, dan ketimpangan sosial ekonomi tidak semakin menganga. "Yang kaya mesti ingat yang miskin, dan yang kuat mesti ingat yang lemah," ujar dia.

Lebih jauh, dia mengajak seluruh pihak sungguh gigih, dan bekerja sekuat tenaga, agar Indonesia semakin maju dan berjaya di masa depan. Dalam kapasitas selaku pribadi dan pemimpin Partai Demokrat, SBY mengajak seluruh rakyat Indonesia, untuk memberikan kesempatan dan dukungan kepada pemimpin dan pemerintahan yang baru, agar sukses dalam mengemban amanah rakyat.

"Melalui mimbar kecil di Cikeas ini, saya menitipkan harapan kepada Bapak Presiden Jokowi beserta jajaran pemerintahan yang beliau pimpin, agar kiranya materi kontemplasi yang saya sampaikan malam ini, dapat melengkapi agenda, kebijakan dan langkah tindakan yang diambil oleh negara dan pemerintahan mendatang," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement